Be My Love [Part1]

1616336_1384816931780064_57449790_n

Tittle : Be My Love

Author: Misty Sky

Lenght: Two Shoot

Genre : Sad, Romance

Main Cast(s) : Lee Sungmin (SJ), Amber Liu (fx), Choi Siwon (SJ), Jessica Jung (GG), And All Other Cast

Happy Reading…..

Amber POV

Tidak bisakah mereka membiarkan aku untuk memilih jalan hidupku sendiri? aku benci dengan semua ini. Benci jika harus dinikahkan dengan orang yang tidak kucinta. Bahkan hatiku belum siap untuk menerima kembali kehadiran seseorang. Kejadian itu masih terlalu jelas dalam ingatan.

Flash back.

“Oppa waeyo? tidak biasanya kau mengajakku makan malam?” Mataku menyelidik raut wajah pria yang selama ini selalu menghiasi hari dan hidupku. “Gwaenchana, Oppa hanya ingin menghabiskan malam ini bersamamu, mungkin sebagai malam perpisahan,” jawabnya diiringi senyuman.

Hatiku bergedug mendengar kalimat terkahir yang ia ucapkan. Apa maksud dari perkataannya? Sungguh aku tidak mengerti dan tidak dapat menelaahnya.

“Oppa, apa maksud perkataanmu? Malam perpisahan?” Tanyaku penuh selidik mencari kejelasan. “Mianhae chagi, sepertinya Oppa tidak bisa melanjutkan hubungan kita,” dia–Siwon–Oppa dengan santainya mengucapkan kata menyakitkan tersebut.

Bahkan sepertinya ia sama sekali tidak memperdulikan perasaanku yang hancur berkeping-keping. Ada rasa nyeri yang menghunus jantung dan paru-paruku.

“Tapi atas alasan apa?” Pandanganku mulai mengabur. Tertutup cairan bening yang sudah menggenang di pelupuk mata. Aku tidak mengerti dengan semua hal yang tiba-tiba ini. “Sebenarnya Oppa akan melanjutkan kuliah di Australia.”

“Tapi kenapa kita harus berpisah? Bukankah kita masih bisa longdistance bagiku jarak tidak akan jadi masalah.”

“Mianhae, tapi aku tidak bisa jika harus menjalin hubungan jarak jauh. Saat ini yang aku inginkan hanya fokus dengan kuliah saja.”

“Itu alasan yang tidak masuk akal! Hanya karena longsdistance Oppa memilih untuk mengakhiri semua yang telah kita jalani selama ini hah?!” Nada suaraku mulai meninggi meski bergetar. Uraian air mata telah jatuh dengan sempurna membasahi ubin marmer tempatku berpijak.

“Mianhae jeongmal mianhae, aku benar-benar tidak sanggup jika harus menjalin suatu hubungan jarak jauh,” pria itu dengan penuh keyakinan. Ia lebih memilih mengakhiri kebersamaan kami dengan cara seperti ini.

“Oppa, apa sebegitu tidak berharganya kah diriku di dalam hatimu?” Tanyaku dengan suara bergetar menahan semua luapan emosi yang menyesakan.

“Semua yang telah kita lewati selama dua tahun ini akan selalu tertanam di hati, dan terekam di memori ingatanku,” ia meraih jemari tanganku. Berusaha meyakinkan bahwa aku pernah menjadi bagian dari hidupnya.

“Kenapa kau tega sekali, aku benar-benar tidak bisa hidup tanpamu, bahkan setelah semua usahaku selama ini. Apa belum cukup untuk membuat hatimu luluh sepenuhnya,” aku semakin terisak, tidak sanggup lagi untuk menahan butiran-butiran bening yang semakin bergerombol.

“Mianhae, lanjutkan hidupmu dengan baik! Jangan terus memikirkan pria sepertiku yang tidak dapat terus menjaga dan membahagiakanmu, dan besok aku akan berangkat.”

“Oppa jangan pergi! Aku mohon!”

Sekuat yang aku mampu, berteriak di sela isak tangis, berharap ia kembali dan merengkuhku dalam pelukannya.

Tapi semuanya sia-sia, ia telah beranjak menjauh–Pergi–dan meninggalkan semua rasa sakit yang tertanam Di relung hati terdalam. Bahkan ia tidak memperdulikan diriku yang terlihat sangat menyedihkan. Membuang harga diri dan menukar rasa malu demi mengharapkan belas kasihnya agar tidak berlalu.

Flash Back off

Setiap teringat hal itu, selalu saja membuatku frustasi. Bahkan semenjak kejadian menyakitkan tersebut aku merubah penampilan menjadi seperti pria. Tidak ada lagi rambut panjang terurai, mini dress, high hills, semua itu telah kubuang jauh dan aku lupakan.

Kini diriku yang sekarang lebih menyukai penampilan layaknya namja. Semua itu membuatku sangat nyaman. Dan sepertinya aku harus segera mencari cara agar dapat lepas dari perjodohan ini. Benar-benar tidak bisa membayangkan bila harus menikah dengan lelaki yang tidak kukenal sama sekali.

Author POV

Karena merasa pusing dengan perjodohan yang dibicarakan orang tuanya. Amber memutuskan untuk menenangkan pikiran, ia memilih berjalan-jalan ke taman, melihat indahnya bunga warna warni, menikmati sejuknya udara dari pepohonan yang rindang. Tempat itu selalu bisa menenangkan pikirannya jika ada masalah.

Amber memilih duduk di salah satu bangku, memandangi bunga-bunga yang indah bermekaran. Sesekali iris matanya melirik sekilas sepasang kekasih yang lalu lalang bergandengan tangan.

“Aigo, apa mereka tidak malu bermesraan di depan umum?” Amber tidak habis pikir melihat para sejoli yang seolah tidak tahu malu. Ia merasa sedikit risih karena terlalu banyak pasangan kekasih di taman sore ini. Dengan santainya para remaja itu bermesraan di muka umum.

Amber berusaha bersikap acuh, ia mengalihkan perhatian–menikmati pemandangan–tiba-tiba saja seseorang membuatnya terkejut. karena orang itu duduk di sampingnya dengan sedikit tersungkur.

Terdengar nafas yang memburu, menandakan orang itu tengah mengatur pernafasannya. “Untunglah aku selamat,” orang itu bergumam pada dirinya sendiri. Sementara kepalanya tidak henti melihat ke sekitar.

“Hey Agasshi! tidak bisakah kau pelan sedikit bila ingin duduk, tempat duduknya masih banyak. Kedatanganmu membuat jantungku hampir lepas dari tempatnya,” Amber bertanya dengan mata membulat sempurna. Orang yang ditatapnya terperangah karena terkejut.

“Mianhae tuan, jangan panggil aku Agasshi, karena aku seorang pria,” jawabnya sedikit gugup karena melihat tatapan Amber yang seolah menusuk.

“Mwo? Yang benar saja mana mungkin ada pria sepertimu? Lihat saja dari ujung kaki hingga ujung rambut semua yang kau kenakan berwarna merah muda AGASSHI,” Amber menekan kata terakhirnya, seolah ingin mengatakan bahwa manusia yang ada di hadapannya tengah berbohong karena mengaku sebagai pria.

“Kya! Tuan apa tidak boleh kalau namja menyukai warna merah muda?” Pria berwajah aegyo itu menjawab dengan sedikit menggebu.

“Yang benar saja, tidak mungkin ada pria di dunia ini yang berani memakai cat kuku berwarna merah muda seperti itu,” tangan Amber menunjuk kuku orang itu diiringi tawa meremehkan.

“Astaga! Aku ini benar-benar namja hanya saja aku memang penggila warna pink,” pria itu menjambak rambutnya, sedikit frustasi karena lelaki di hadapannya tidak mempercayai penuturan yang ia ungkapkan.

“Baiklah terserah kau saja mau jadi apa! Lagi pula tida ada urusannya denganku. Terkecuali kalau kau adalah calon tunanganku, maka itu akan menjadi akan masalah besar dan bencana dalam hidupku,” Amber menjawab dengan raut wajah datar.

“Seharusnya tuan bersikap seperti itu dari tadi! Kenapa harus terus-terusan menanyakan aku yeoja atau bukan,” pria berwajah aegyo itu mengembungkan ke dua pipi sebelum menghembuskan nafas kasarnya.

“Anggap saja tadi aku tidak bicara apapun padamu! Lalu kenapa kau tadi seperti sedang dikejar seseorang?”

“Oh itu, tadi pengawal terus membuntuti dan mengejarku saat aku kabur,” pria itu menjawab dengan wajah malu-malu. Mungkin semua orang yang melihat tingkat salah tingkahnya akan merasa gemas.

“Atas alasan apa hingga mereka mengejarmu seperti itu? Apa kau ingin menjadi yeoja lalu dilarang oleh kedua orang tuamu?” Amber terbahak sendiri membayangkan jika benar itu alasannya.

“Bukan! Tentu saja bukan karena hal itu, melainkan karena aku tidak mau di jodohkan,” suara pria itu melemah di akhir kalimat. Wajahnya menunduk lesu mengingat kata perjodohan selalu membuatnya takut.

“Mwo?!” Amber tersentak mendengar alasan yang sebenarnya. “Waeyo? Apa ada yang salah dengan perkataanku?” “Anio, hanya saja saat ini masalah yang kita hadapi sama,” Amber tersenyum getir.

“Jinja? Kebetulan sekali. Tuan perkenalkan Lee Sungmin imnida,” pria itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangan. “Aku hampir lupa kita sudah berbincang lama tapi belum berkenalan. Naneun Amber imnida,” Amber menyambut uluran tangan Sungmin.

“Sepertinya sudah senja aku pamit pulang,” Amber berdiri bersiap untuk kembali ke rumahnya. “Aku tidak tau harus pulang kemana,” Sungmin berucap dengan mimik wajah memelas.

“kenapa kau tidak kembali kerumahmu?” Dahi Amber mengernyit; karena heran.

“Tuan apa kau lupa jika aku sedang kabur menghindari perjodohan itu?” Jawab Sungmin mengingatkan keberadaannya saat ini adalah sedang menghindari rencana orang tuanya.

“Aku lupa, jangan pasang wajah seperti itu! aku tidak suka melihatnya, kau seperti yeoja saja cengeng sekali,” Amber mencibir Sungmin yang sedang memelas menunjukan wajah aegyonya.

“Bagaimana kalau kau menginap di Apartemenku saja?” Amber menawarkan bantuan. Jika dilihat dari penampilan Sungmin ia tidak keberatan jika pria itu menginap di tempatnya.

“Apakah tidak merepotkan? Lalu bagaimana dengan orang tuamu tuan?” “Tenang saja di Apartemenku ada dua kamar, jadi tidak akan ada masalah. Di Apartemen itu aku tinggal sendiri, Eomma dan Appa tinggal di rumah. Kebetulan hari ini aku sedang malas bertemu mereka jadi aku tidak akan pulang.”

“Baiklah tuan aku akan ikut ke tempatmu saja,” Sungmin menjawab dengan wajah berseri. Setidaknya ia tidak akan tidur di jalanan. “Ne, kajja kita pulang.”

Amber merasa biasa saja, ia tidak merasa risih walaupun sudah tahu bahwa Sungmin berbeda gender dengannya. Tapi di mata Amber pria imut itu tetap terlihat seperti yeoja.

“Pria ini lucu juga, ia dapat membuatku sedikit melupakan perjodohan sialan itu,” Amber bergumam dalam hati. Mereka tengah berjalan menuju Apartemen mewah yang terletak tidak jauh dari taman tadi.

Kini keduanya telah sampai di Apartemen Amber yang terbilang luas. Dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan pantry. Saat mereka sudah masuk ke dalam, terdengar suara pintu terbuka dari arah kamar mandi.

“Omo! Apa yang sedang Eomma lakukan di sini?” Amber membekap mulutnya, rasa terkejut dan gugup menghinggapi dirinya. “Tentu saja Eomma mencarimu. Karena Eomma yakin kau pasti tidak akan pulang kerumah bila ada masalah.”

“Wajar jika aku tidak betah di rumah, aku tidak suka jika Eomma dan Appa menjodohkanku dengan namja yang tidak jelas itu,” Amber menjawab ibunya dengan ketus.

“Aigo, nuguya?” Amber Eomma bertanya seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah Sungmin. Ia terkejut karena melihat seseorang yang tidak di kenal ternyata berada di ruangan itua. dan ia sedang memperhatikan perdebatan kecil mereka.

“Perkenal dia Sungmin, sahabatku,” Amber sambil memperkenal kan sahabat barunya tersebut.

“Anyeong Ahjumma, naneun Sungmin imnida, bangapseumnida,” Sungmin memperkenalkan diri seraya membungkuk memberi hormat. Amber Eomma melihat Sungmin dari ujung kepala hingga kaki, lalu ia tersenyum simpul.

“Baiklah Eomma pamit, mungkin kalian lelah ingin istirahat. Sungmin-ah, tolong jaga Amber dan bersabarlah menghadapi sikapnya!” Amber Eomma mengucapkan pesan kepada Sungmin.

“Aish, Eomma ini kenapa tidak biasanya bersikap seperti itu kepada orang yang baru di kenal, menyebalkan sekali,” gerutu Amber.

“Chagia, Eomma pulang jangan nakal pada namja manis itu. Dia sepertinya terlalu lembut untuk disandingkan dengan sikapmu yang sedikit kasar,” Amber Eomma bermaksud menggoda anaknya. Sebelum berlalu wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu mencium pipi anaknya terlebih dahulu.

“Kenapa Eomma membandingkan sikapku dengan namja pink itu? Sebaiknya Eomma cepat pergi sebelum berkata yang tidak-tidak. Dan satu lagi kapan kunci motorku akan dikembalikan?” Amber meminta kunci motor kesayangannya yang telah disita.

Semenjak ia bersikeras menolak perjodohan itu, semua barang-barang kesayangannya disita hingga tidak ada yang tersisa. Termasuk motor Harley Davidson kesayangannya itu tidak luput dari sandraan kedua orang tuanya.

“Eomma akan mengembalikan semua itu sehari setelah kalian menikah,” Amber Eomma berlalu dengan senyuman penuh arti. “Apa-apan ini? tadi Eomma bilang setelah kalian menikah? kapan aku menyetujui perjodohan itu, benar-benar membuat kepalaku ingin pecah saja,” Amber sambil mengacak rambut pendeknya dengan kasar.

“Sungmin-ssi, kau tidur di kamar sebelah sana, di lemari ada pakaian dan handuk kau pakai saja!” Amber menunjuk pintu kamar sebelah kiri. Mengarahkan Sungmin yang duduk manis di sofa agar mengetahui letak tempat istirahatnya.

“Ghamsa hamnida, aku ingin segera mandi rasanya tubuhku sudah gatal sekali,” jawab Sungmin sambil berlalu ke arah kamar dan meninggalkan Amber yang masih kesal kepada Eommanya.

—- Be My Love —-

Sang surya telah berpendar, memberika rasa hangat kepada semua yang berada di bumi. Pagi yang cerah dengan burung-burung kecil bercicit merdu di batang pohon yang berjejer rapi di sekitar Apartemen yang Amber tempati.

Lengkingan bel Apartemen Amber memecah mimpi indahnya. Berkali-kali ia abaikan tapi suara itu seolah tidak mau berhenti memekik. Memporak porandakan mimpi indah Amber yang tengah berpacu di jalanan raya dengan motor kebesarannya.

“Arrh!! Manusia mana yang berani berkunjung ke Apartemenku di pagi buta seperti ini?” Amber terus menggerutu. Ia berjalan keluar kamar dengan mata yang masih belum terbuka sepenuhnya. Dengan sedikit tersaruk ia menuju pintu.

Tapi sebelum ia sampai di ruang tamu, pandangannya tertuju pada sosok manusia dari arah dapur yang tengah sibuk menghidangkan makanan di meja.

“Sungmin-ssi, apa kau yang memasak semua hidangan ini?” Amber merasa kagum, sekaligus lapar karena ia melihat banyak makanan enak yang tersaji.

“Ne, aku yang memasaknya. sepertinya ada tamu, mianhae aku tidak bisa membuka pintunya karena tadi masih ada masakan yang hampir matang. Tapi kenapa kau tidak membuka pintunya?” Sungmin heran karena Amber tak kunjung membuka pintu. Padahal pekikan bel sudah berbunyi sedari tadi.

“Astaga aku lupa, tadi mau membuka pintu tapi aroma dari masakanmu menarik tubuhku untuk berjalan ke arah dapur,” jawab Amber jujur dengan cengiran tanpa rasa malunya.

“Sebaiknya cepatl buka pintunya! Sepertinya ada tamu penting hingga bertamu di jam sarapan seperti ini.”

Tanpa kembali berucap Amber segera menuju pintu, ia mengintip lewat interkom karena penasaran siapa yang pagi-pagi datang bertamu ke tempat tinggalnya.

“Aigo, untuk apa Eomma datang lagi kesini, bahkan ini masih terlalu pagi untuk seseorang menerima tamu,” Amber bertanya dalam hati seraya berjalan membuka pintu.

“Eomma, ada apa pagi-pagi sudah kesini?” Amber mengintrogasi wanita yang telah melahirkannya tersebut. Ia seolah tidak punya tatak rama karena bertanya dengan wajah ditekuk.

“Gadis nakal kenapa Eomma dan teman Eomma tidak di suruh duduk dulu baru bertanya!” Amber Eomma mendelik karena kesal melihat tingkah anak perempuannya. Di samping itu ia merasa tidak enak hati kepada sahabat yang kini ikut berkunjung ke Apartemen putrinya.

“Mianhae,” jawab Amber singkat, ia segera membungkukan badan memberi hormat kepada sahabat Eommanya tersebut. Mempersilahkan kedua wanita paruh baya itu untuk duduk di ruang tamu.

“Chagia, kenalkan ini Ny. Lee dia adalah ibu dari namja yang akan menjadi suamimu.”

“Mwo?!” Amber rerflek memekik karena terkejut. “Anyeong Amber-ah, aku adalah calon mertuamu jangan sungkan panggil saja aku Eommanim!” Ny. Lee memperkenalkan diri seraya tersenyum lembut.

“Amber-ah, makanannya sudah siap, apa kau sudah mau makan sekar–”

Sungmin yang datang dari arah dapur menggantungkan kalimatnya. ia terkejut karena melihat Eommanya berada di sana dan tengah sibuk berbincang dengan Amber Eomma.

“Sungmin-ah chagia, bagaimana calon istrimu baik bukan? kalian memang pasangan serasi dan sangat cocok sekali,” Ny. Lee berucap dengan antusias, tanpa memperdulikan mimik wajah Sungmin yang terkejut luar biasa.

“Mwo, calon istri?! Siapa yang Eomma maksud dengan calon istri?”

“Tentu saja Amber, dia adalah yeoja yang sudah Eomma dan Appa pilihkan untumu,” Ny. Lee berkata penuh semangat. Kini tangannya mengusap rambut Sungmin yang sudah duduk di sampingnya.

Amber dan Sungmin saling melempar pandangan, lalu keduan sama-sama terdiam, sibuk dengan pemikiran dan berkata dalam hati masing-masing.

“Jangan bertingkah seperti itu, kemarin Eomma melihat kalian berdua sangat rukun. Tidak usah malu, buktinya Sungmin semalam menginap di sini bukan?” Amber Eomma memecah kebisuan antara dua insan yang telah dijodohkan itu.

“Sungmin memang menginap. Tapi kami tidak melakukan apapun, lagi pula kenapa kemarin Eomma tidak memberitahu jika dia adalah calon suamiku?” Amber bertanya dengan wajah muram. Ia marah dan kesal pada wanita yang telah melahirkannya itu.

“Eomma juga baru mengetahui hal itu tadi malam. Saat datang kemari Eomma bermaksud untuk memperlihat photo yang dikirimkan keluarga Lee, tapi Eomma melihat orang yang ada di photo itu secara langsung. Jadi Eomma putuskan untuk membiarkan kalian bermalam bersama,” Amber Eomma memberikan penjelasan.

“Lalu kenapa Eomma tidak memberitahukan hal itu padaku?” Amber semakin kesal karena merasa terjebak oleh ulah sendiri. “Mianhae, Eomma sengaja tidak ingin merusak suasana calon pengantin baru,” jawab Amber Eomma sambil terkekeh dan di ikutin oleh senyuman manis Ny. Lee.

“Lalu dari mana Eomma tau kalau aku di sini?” Kali ini Sungmin yang mulai merasa kesal, akhirnya ia buka suara. “Tentu saja semalam Amber Eomma langsung menelpon kerumah bahwa kau ada di sini bersama calon istrimu.”

“Oh astaga! aku kabur ke tempat yang salah,” gerutu Sungmin dalam hati.

Setelah hampir satu jam mereka berbincang, kedua orang tua akhirnya melanjutkan memilih tanggal pernikahan. Hingga akhirnya Amber meminta ijin untuk mengobrol hanya berdua saja dengan Sungmin.

Kedua anak manusia berlainan jenis itu segara masuk ke dalam kamar untuk membahas perjodohan yang sama sekali tidak mereka kehendaki.

“Bagaimana menurutmu apa kita benar-benar akan menikah?” Sungmin memulai pembicaraan. “Lalu mau bagaimana? Semua barang-barang kesayanganku disita Eomma,” jawab Amber ketus.

“Aku juga, apa kau tahu boneka Barbie dan semua barang-barang warna merah muda kesayanganku sudah hampir dua minggu disandra Eomma. Bahkan aku tidak tau apa boneka kesayangku itu ada ganti baju atau tidak,” Sungmin berkata dengan wajah yang mulai memerah, sepertinya ia benar-benar mengkhawatirkan mainannya tersebut.

“Tsk! Aku tidak yakin kau bisa menjadi seorang suami yang benar. Hanya karena boneka saja kau sudah cengeng seperti ini,” Amber meremehkan Sungmin.

“Jangan mencelaku! setidaknya aku namja baik-baik, sedangkan kau yeoja macam apa urakan sekali. Bahkan tidak terlihat seperti yeoja sedikitpun,” jawab Sungmin sengit, ia tidak mau diremehkan oleh calon istrinya sendiri.

“Kau berani mencelaku eoh?” Amber mulai emosi mendengar perkataan Sungmin dan bemaksud mencekik leher Sungmin, tapi Sungmin hanya memejam kan mata dan diam saja.

“Jika aku tidak ingat kau calon suamiku, mungkin saat ini aku sudah membunuhmu.”

“Simpan tenagamu untuk berpikir! Jangan marah-marah seperti itu, lebih baik pikirkan jalan keluarnya, eottohkae?” Tanya Sungmin mengingatkan akar permasalahan mereka.

“Mollaseo, kepalaku sakit, jika aku menolak perjodohan itu motor kesayanganku pasti tidak akan pernah kembali,” Amber menjawab pelan seraya menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Kalau begitu kita terima saja perjodohannya, agar semua barang kesayangan kita bisa kembali lagi,” Sungmin mengajukan pendapat. Ia menatap Amber lekat, mananti jawaban dari wanita yang setengah pria menurutnya itu.

“Baiklah, lebih baik kita terima saja daripada semua barang kesayangku tidak kembali,” jawab Amber pasrah menerima.

Setelah selesai berdiskusi mereka kembali ke ruang tamu untuk memberitahu kedua orang tua. Bahwa mereka sudah menerima perjodohan ini.

Para Eomma seketika menunjukan wajah sumringah, setelah mendengar kabar bahwa kedua pasangan muda itu sudah menerima perjodohan yang telah mereka rencanakan.

“Baiklah kalau begitu dua minggu lagi kalian akan segera resmi menjadi sepasang suami istri,” Amber Eomma yang berkata lantang diiringi anggukan Ny. Lee.

“Mwo?!” Jawab Sungmin dan Amber bersamaan. Keduanya seolah mendapat shock therapy dadakan.

“Tapi Eomma aku belum siap, dan aku hanya berkata menerima perjodohan bukan langsung bersedia menikah,” Amber tidak habis pikir keputusan yang diambilnya ternyata menjadi petaka.

“Eomma bagaimana jika menikahnya tahun depan saja? Biarkan kami pacaran dan saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu,” pinta Sungmin kepada Eommanya.

“Kalian pacaran setelah menikah saja, bukankah akan lebih menyenangkan karena sudah sah menjadi suami istri. Dan kami para orang tua tidak perlu khawatir jika terjadi hal yang tidak seharusnya dilakukan jika belum menikah,” Amber Eomma memberi pengertian.

“Aigo, apa-apan ini aku harus menikah dengan namja setengah yeoja itu,” gerutu Amber dalam hati.

“Aish, apa benar aku harus menikah dengan yeoja jadi-jadian ini, andweee!!” Sungmin mengumpat dalam hati, ia tidak bisa membayangkan jika mempunyai istri seperti Amber. Pasti Amber tidak akan pernah bisa mengurusnya sama sekali.

Mata Amber dan Sungmin saling mendelik, dalam hati masing-masing mereka menyalahkan keputusan hasil diskusi di kamar tadi.

“Baiklah chagia kajja kita pulang! Karena malam ini kau tidak boleh menginap di sini lagi,” Sungmin Eomma mengajak anak kesayangannya untuk kembali ke rumah.

“Semalam aku di sini karena tidak tahu kalau dia calon istriku. Jika tahu aku pasti tidak akan mau menginap di sini,” jawab Sungmin asal. “Mwo? kau sudah ditolong bukannya berterima kasih, dasar tidak tau sopan santun,” sembur Amber tanpa aling-aling. Para Eomma hanya tertawa melihat kelakuan anak-anak mereka.

Setelah Sungmin dan Eommanya pulang, Amber Eomma segera pergi karena ada urusan yang harus diselesaikannya. Tapi Amber masih menolak untuk kembali ke kediaman orang tuanya sebelum motor Harley miliknya dikembalikan. Amber tidak tahu dimana benda kokoh itu berada. Orang tuanya menyembunyikan motor itu di tempat yang sangat rahasia.

“Rasanya lapar sekali,” Amber berjalan menuju dapur bermaksud mencari makanan. “Aigo, aku sampai lupa tadi namja setengah yeoja itu sudah memasak sebanyak ini,” girang Amber setelah berada di depan meja makan yang berisi beberapa macam makanan yang telah dimasak Sungmin.

“Hebat juga dia bisa masak sebanyak ini, pasti dia belanja ke super market di bawah yang buka 24 jam,” Amber terus bergumam, sementara tangannya sibuk mengambil satu persatu masakan di meja.

“Astaga ini enak sekali,” Amber makan dengan lahap seperti orang yang tidak pernah makan selama seminggu.

—– Sungmin POV —–

“Eomma, kenapa pernikahannya cepat sekali? Apa tidak bisa diundur sampai kami benar-benar saling mengenal dan siap?” Aku berusaha membujuk Eomma ketika dalam perjalanan pulang.

“Sudah kau ikuti saja apa kata Eomma, kalian pacaran setelah menikah saja!”

Aku hanya bisa diam karena memang tidak terlalu pandai jika harus berdebat, apa lagi aku harus melawan orang tua ku sendiri. Kemarin saja aku kabur itu karena tidak tahan boneka Barbie kesayanganku disita oleh Appa.

Aku masih tidak habis pikir dengan calon istriku yang urakan seperti preman. Begidik ngeri setiap kali teringat cara pakaiannya. Bahkan kini otakku seolah tidak waras karena terlintas malam pertama yang pasti menyeramkan.

Sudah pasti aku akan diperlakukan kasar olehnya, itu benar-benar membuatku ketakutan, selama ini aku belum pernah pacaran sama sekali.

Jangan kan berpacaran di dekati wanita saja biasanya aku bisa gemeta hebat. Hanya satu wanita yang bisa membuatku nyaman untuk berlama-lama berada di sampingnya dan aku berencana untuk menelponnya setelah sampai di rumah.

—– Be My Love —–

Waktu yang di tetapkan sebagai hari pernikahan Sungmin dan Amber telah tiba. Amber menatap patutan dirinya yang mengenakan gaun pengantin, siapapun yang melihat akan terpesona karena yeoja tomboy itu terlihat sangat cantik dengan polesan make up yang sesuai untuk karakter wajahnya.

Akhirnya acara pemberkatan nikah tiba, Sungmin yang sudah terpana sejak melihat Amber masuk dalam ruangan menuju altar. Gaun pengantin membuat yeoja itu terlihat sangat cantik. Berbeda dengan Amber yang Sungmin temui dua minggu lalu, setelah melihat calon istrinya seperti ini Sungmin baru percaya jika Amber itu benar-benar yeoja seutuhnya.

Hingga tiba pada sesi terakhir dari pemberkatan nikah, yaitu mempelai pria harus mencium pengantin wanitanya.

“Sungmin-ssi, silahkan cium mempelai wanitamu!” Pastur memberikan perintah agar mempelai pria mencium pasangannya. Sungmin mematung, tubuhnya bergetar, keringat dingin mulai bercucuran membasahi keningnya. Ia benar-benar sangat gugup ditambah semua orang yang ada di pernikahan itu mata mereka tertuju kepadanya dan Amber.

Dengan perlahan Sungmin mulai membukan kain tipis yang menutup wajah Amber. Sungmin menelan ludahnya sendiri setelah melihat wajah Amber yang jauh lebih cantik dan terlihat jelas setelah kain transparan yang menutupi wajahnya dibuka.

Tubuh Sungmin seperti tidak bertulang, beruntung ia masih mampu berdiri meski dengan penuh perjuangan. Ini pertama kali dalam hidupnya, ia harus mencium yeoja bahkan disaksikan puluhan pasang mata.

Amber mulai gusar, ia kesal menunggu Sungmin untuk menciumnya tapi tidak kunjung dilakukan. Itu membuatnya geram, ia ingin acara ini cepat selesai karena sudah tidak tahan dengan baju yang digunakan.

“Aish, namja ini kenapa lama sekali, apa dia tidak malu diperhatikan orang sebanyak ini,” Amber terus menggerutu dalam hati. Karena menunggu terlalu lama akhirnya Amber mengambil inisiatif untuk mencium bibir Sungmin dengan cepat.

Sedetik kemudia tubuh Sungmin terkapar di lantai, pria manis itu pingsan seketika. Sehingga membuat orang tua dan para tamu undangan panik.

To be continued….

4 thoughts on “Be My Love [Part1]

  1. kyaa… eonni ceritanya seru tapi kenapa Sungmin oppa ku yg unyu-unyu mlah di couple in sma si tomboy Amber eonni….?
    aigo… tapi aku ngakak bnget klo ngebayangin Amber eonni itu jdi feminim xD

  2. Ahaha haii saeng, ini FF jadul n FF lama eon emang komedi semua rata2. Bahkan ada FF judul Honey Moon yang isinya saraph juga.

    *komdei akut* gomawo udah mampir n ninggalin jejak saeng.

  3. wkwkwk.. cheonma eon. yg honey moon itu cast nya Donghae & Yoo eun hye bkan eon? aku udh pernah bca ff itu disalah satu fanpage di facebook tpi lpa nma FP nya ap xD

Leave a comment