Be My Love [End]

1616336_1384816931780064_57449790_n

Tiitle : Be My Love [End]

Author: Misty Sky

Lenght: Twoshoot

Genre : Sad, Romance

Main Cast(s): Lee Sungmin [SJ], Amber Liu [FX], Choi Siwon [SJ], Jessica Jung [GG].

NB : ini adalah ff ke tiga yang sama remaxe dan saya perbaiki penulisan dan alurnya.

Happy Reading…….

Pesta megah itu kini telah usai, menyisakan dua anak manusia yang menempuh hidup baru dalam ikatan suci pernikahan. Harus saling melengkapi dan berbagi suka duka dengan pasangannya.

Dengan berat hati dan Mau tidak mau mereka harus membangun keluarga sendiri. Terlebih keduanya telah berjanji di hadapan Tuhan, kini Sungmin dan Amber harus mengemban tugas masing-masing dalam rumah tangga. Mereka tinggal di Apartemen yang dibelikan oleh orang tua Sungmin untuk tempat tinggal anak dan menantunya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, begitu Amber menginjakan kaki di Apartemen. Ia segera membagi tugas apa saja yang harus dikerjakan Sungmin. Di sana hanya ada satu kamar. Amber meminta Sungmin untuk tidur di sofa sementara ia sebagai wanita tentunya akan tidur di kamar dengan nyaman.

Sungmin hanya menurut; tidak ingin berdebat dengan Amber, cukup tahu diri walau bagaimanapun ia sadar bahwa Amber sudah sah menjadi istrinya. Dan ia sebagai suami harus mengalah kepada wanitanya.

“Aku ada urusan penting jadi aku harus pergi dulu,” Amber berjalan menuju pintu. Belum sempat tangannya meraih gagang pintu, suara lembut Sungmin mengintrupsi kegiatannya.

“Chankaman, tapi ini hari pertama kita menikah, ada urusan apa hingga kau harus pergi ke luar rumah?” Sungmin bermaksud melarang Amber pergi. Ia akan merasa sangat bersalah jika orang tuanya mengetahui bahwa menantunya pergi di saat malam pertama mereka.

“Memangnya kenapa jika ini hari pernikahan kita, resepsinya sudah selesai lagi pula aku menikah dengan bukan karena cinta, tapi karena terpaksa,” jawab Amber sakartis tanpa memperdulikan perasaan Sungmin.

Sungmin yang bermaksud melarang Amber untuk pergi ia pun mengurungkan niatnya. Lebih memilih diam daripada harus berdebat dengan wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya.

“Satu lagi jangan menungguku pulang, kemungkinan aku akan pulang sangat larut,” Amber berkata sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu.

Sungmin tidak menjawab ia hanya diam menahan rasa sedih. Tidak dapat mencerna jalan pikiran Amber yang tidak menghargainya sama sekali.

Memikirkan hal itu membuat Sungmin merasa bosan. Ia berinisiatif untuk membereskan barang Amber yang masih belum ditata. Saat ia tengah sibuk merapihkan barang, matanya melihat sebuah surat usang dengan tulisan hangul yang tidak beraturan.

Karena merasa penasaran, akhirnya ia melihat dan membaca isi surat tersebut. Tampak Sungmin mengerutkan dahi cukup lama ia membolak balik kertas usang dengan perasaan yang sulit untuk diungkapkan.

Tanpa terasa Sungmin merasa lelah merapihkan tempat tinggal baru dan semua barang. Akhirnya ia tertidur di sofa hingga lewat tengah malam. Bahkan ia melewatkan makan malamnya.

Decitan suara pintu yang terbuka menggema. Menjadi suara yang memecah keheningan malam. Hal itu membuat Sungmin terbangun dari tidur lelapnya. Iris mata Sungmin melihat Amber masuk ke dalam Apartemen diantar oleh seorang pria.

Sungmin yang tadi berniat menolong, seketika tubuhnya diam membeku. Melihat pemandangan yang tidak seharusnya ia saksikan di malam pertama pernikahannya.

“Chagia, cepat istirahat kau terlalu banyak minum,” pria itu meminta Amber agar segera beristirahat.

“Baiklah aku akan istirahat, Oppa pulang saja tapi jangan pergi ke luar negri lagi!” Racau Amber di sela segukan yang mendera. Pria yang mengantarnya itu segera berlalu setelah mengecup keningnya sekilas.

Setelah pria itu benar-benar pergi, Amber berjalan tertatih masuk ke dalam kamar. Gemericik air terdengar kontras di kesunyian malam. Suara Amber membaur, sepertinya ia tengah mengeluar seluruh isi perutnya. Merasa tidak tega akhirnya Sungmin melangkah masuk ke kamar dan membantu Amber berbaring di tempat tidur.

“Sungmin-ah, kenapa kau harus menjadi suamiku, aku benci padamu kenapa kau harus datang di saat seperti ini?”

“Istirahatlah aku akan membuat air lemon untukmu,” Sungmin segera beranjak menuju dapur. Ia berniat membuat air lemon untuk istrinya.

Sungmin masih terngiang apa yang baru saja Amber lontarkan. “Kenapa kau harus datang di saat seperti ini?”

“Apa maksud perkataanya? aku benar-benar tidak mengerti. Aku lebih suka sikapnya seperti dua minggu yang lalu, sekarang dia berubah sangat drastis, untuk bicara saja sepertinya dia enggan untuk melihatku. Apakah dia sangat membenciku? Kenapa waktu itu dia setuju dengan usulanku?”

Begitu banyak pertanyaan yang berkutat di kepala Sungmin, ia sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada Amber.

Akhirnya air lemon itu telah selesai dibuat. Dengan segera Sungmin kembali ke kamar, ia segera meminta Amber agar meminum air lemon itu hingga habis. Itu dimaksudkan agar pusing di kepala Amber sedikit berkurang.

Tidak berapa lama Sungmin melihat Amber tertidur dengan pulas, karena tidak ingin menganggu ia segera kembali ke ruang tamu. Perasaan Sungmin resah, tidak sedikitpun ia dapat kembali terlelap. Kejadian di depan pintu tadi sudah cukup membuat pikirannya berkecamuk.

“Hari pertama menikah istriku pergi, pulang malam dalam keadaan mabuk, dan diantar oleh seorang pria. Ini semua membuat harga diriku terluka,” Sungmin bersandar di sofa, ia memijat kasar kepalanya yang terasa sakit.

Semenjak ia tahu dua minggu lagi akan menikah, sekuat tenaga Sungmin berusaha belajar bagaimana menjadi kepala keluarga yang baik. Meskipun pernikahan ini hanya pura-pura tetapi ia tidak ingin mengecewakan kedua orang tuanya. Karena mereka juga sudah tua dan menginginkan cucu, maka selama dua minggu sebelum menikah Sungmin banyak belajar cara menjadi suami dan belajar mengatasi rasa gugup jika sedang bersama wanita, walaupun saat di altar dia shock karena Amber menciumnya secara tiba-tiba.

—— Be My Love ——

Matahari kian meninggi, bias cahayanya menelusup masuk melalui celah jendela kamar yang Amber tempati. Membuatnya terbangun dari mimpi indah yang tengah ia rasakan.

“Aigo, sudah pagi tapi di mana aku?” Amber seolah lupa bahwa semalam ia telah kembali ke rumah. Semua kesadarannya belum terkumpul sepenuhnya. Perlahan ia berusaha untuk mengingat kejadian semalem.

Flashback.

“Baiklah, nanti kita bertemu sore ini,” Amber berkata pada seseorang yang tengah berbincang dengannya melalui saluran telpon.

“Arraseo, sampai nanti sore,” Amber merasa hidupnya kembali berwarna. Tepat satu minggu ini Siwon kembali ke Korea. Pria itu berkata bahwa dirinya akan kembali menetap di tanah kelahirannya tersebut. Studynya di luar negri telah ia rampungkan.

Bahkan di hari pernikahannya sendiri Amber tidak berniat untuk memberitahu Siwon perihal pernikahannya yang akan segera berlangsung saat itu juga. Yeoja itu seolah tidak menginginkan mantan kekasihnya tahu bahwa dirinya akan bersanding dengan pria lain.

Setelah acara pernikahan selesai digelar, Amber segera berpamitan pada Sungmin yang secara hukum dan agama telah sah menjadi suaminya.

Amber perduli tentang apa yang akan suaminya pikirkan. Walaupun ada sedikit rasa kasihan saat ia melihat Sungmin berusaha mencegahnya agar tidak pergi. Bahkan selama persiapan pernikahan yeoja itu tidak sedikitpun bersikap baik pada Sungmin. Ia terlalu sibuk melepas kerinduannya bersama Siwon.

Tekadnya untuk kembali menemui Siwon sudah tidak dapat dicegah. Ia pergi meninggalkan suami dan malam pertamanya, membiarkan Sungmin untuk merapihkan seluruh isi Apartemen baru yang masih berantakan.

“Amber-ah, maukah kau kembali padaku?” Siwon menanyakan hal yang membuat Amber merasa senang sekaligus sedih secara bersamaan.

“Apakah ini semua tidak terlalu cepat? Dan lihatlah diriku sudah berubah jauh dari kata cantik seperti dulu. Sekarang penampilanku tidak ubahnya seperti pria,” ada rasa sangsi yang Amber geluti. Mengingat dirinya sudah bukan lagi seperti Amber beberapa tahun yang lalu.

“Aku masih menyanyangimu, sekalipun kau berpenampilan layaknya pria di mataku kau tetap Amberku yang mempesona,” Siwon menunjukan senyuman yang dulu selalu membuat Amber merona.

“Maafkan aku, karena tidak dapat memberikan jawabanya sekarang,” Amber berusaha untuk menjernihkan pikirannya yang mulai terasa kacau. Di satu sisi ia sangat ingin kembali pada Siwon. Tapi di sisi lain ia tidak dapat memutuskan tali pernikahan yang sudah terlanjur digelar dan disaksikan khalayak ramai.

Batinnya berperang hebat, tidak dapat menentukan jalan mana yang harus ia tempuh. Pikirannya terasa rumit hingga akhirnya ia dan Siwon minum bersama.

Efek minuman itu berimbah pada kesadarannya. Amber mabuk; tapi samar masih sedikit ingat bahwa Siwonlah yang mengantarkannya pulang.

Flashback Off.

Perlahan Amber menyeret langkahnya menuju keluar kamar. Ia terpaku manatap Sungmin yang telah berpakaian rapi. Terlihat jelas sepertinya pria berwajah aegyo itu akan pergi.

“Kau sudah bangun rupanya, bagaimana dengan kepalamu apakah masih sakit?” Sungmin bertanya seraya beranjak menuju pintu. Pria itu memakai sepatu snacker abu miliknya.

“Masih pusing, tapi sudah jauh lebih baik,” Amber menjawab dengan suara lemah. Menghempaskan tubuhnya di sofa warna merah muda, warna kesukaan suaminya.

“Aku sudah menyiapkan sup penghilang mabuk. Semalam kau terlalu banyak muntah. Jadi sebaiknya cepat bersihkan tubuh dan makanlah selagi sup-nya masih hangat!”

“Kau mau kemana, kenapa di jam sepagi ini sudah mau pergi ?” Amber masih penasaran dengan Sungmin yang sudah tampil rapih dan wangi.

“Aku ada janji dengan seseorang, maaf aku tidak ingin membuatnya menunggu. Aku berangkat sekarang,” Sungmin segera keluar rumah tanpa menghiraukan Amber yang masih terpaku.

“Memangnya dia ada janji dengan siapa sampai tidak ingin membuat orang itu menunggu?” Amber bergumam sendiri, merasa aneh akan sikap Sungmin yang terlihat sangat perduli pada orang tersebut.

—– Be My Love —–

ponsel Amber bergetar seirama dengan satu nada yang terdengar. Menandakan bahwa ada pesan yang masuk.

From : My Prince.

“Chagi aku tunggu di tempat biasa kita bertemu, setengah jam lagi aku akan sampai.”

Rasa bahagia tidak dapat Amber sembunyikan. Bisa kembali dekat dengan Siwon adalah salah satu hal terindah dalam hidupnya. Meski setiap kali ia mengingat statusnya saat ini yang sudah menjadi istri Sungmin. Seketika ada kemarahan yang berkecamuk dalam angannya.

Hatinya selalu merasa resah, bahkan sering kali Amber tidak dapat berpikir jernih. Ia tidak dapat membedakan lagi mana yang salah dan mana yang benar. Karena saat ini mata hatinya seolah buta dan tidak dapat memilah hal yang dilihatnya dengan benar.

Tidak ingin membuat Siwon menunggu Amber segera mengetik pesan balasan. Pesan untuk seseorang yang selama ini telah membuat hidupku tidak pernah lepas dari bayangan indah masa silam. Meski pria itu pernah menyakitinya terlalu dalam.

To : My Prince.

“Baiklah Oppa aku akan segera kesana.”

Setelah selesai mempercantik diri, Amber segera menuju Cafe tempat favorite mereka–Amber dan Siwon–banyak kenangan manis yang mereka lewati bersama di sana.

Kali ini tentu saja Amber keluar dengan tampilan yang sangat jauh dari gaya fashionnya yang seperti pria. Ia mengenakan jumpsuit bermotif bunga. Dengan sedikit polesan make up tipis di bagian wajah. Ia tidak ingin terlihat tidak menarik di mata Siwon, meski pria berlesung pipi itu pernah mengatakan bahwa dirinya tetap menyukai Amber dengan tampilan casualnya.

—- Be My Love —-

Sesampainya di Cafe Amber segera menghampiri Siwon yang sudah menunggunya di depan pintu masuk. Pria itu terlihat begitu tampan mengenakan kemeja biru langit bermotif garis. Siapapun yang melihatnya akan terpana, terbukti sedari tadi banyak sekali pengunjung wanita yang terus mencuri pandang ke arahnya.

Saat Amber berkutat dengan pikirannya tentang Siwon, tiba-tiba saja sekelebat bayangan Sungmin terlintas. Siluet pria berwajah aegyo itu yang tadi pagi menggunakan kaos merah muda yang sedikit kelonggaran di tubuhnya.

Pikiran Amber sontak membandingkan selera berpakaian Sungmin dan Siwon yang terlihat bagaikan langit dan bumi. Siwon yang terlihat elegan, mempesona, dan tampan. Sementara Sungmin yang terlihat kekanakan dan lebih cenderung seperti wanita.

“Aigo, kenapa aku memikirkan pria penggila warna menjijikan itu?” Amber memukul kepalanya sendiri, yang sontak membuat Siwon brrtanyaan. “Wae, apa kau sakit?”

“Anni, gwaenchana kajja kita masuk,” Amber berusaha menutupi ke gugupannya. Ia takut tanpa sadar menjawab perihal Sungmin.

Siwon dan Amber mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru Cafe, hampir semua tempat duduk terisi, di jam seperti ini sudah pasti banyak pengunjung. Saat Amber sibuk mencari tempat kosong tiba-tiba saja iris matanya beradu pandang dengan mata seorang pria yang sangat ia kenal.

Tanpa sadar ia melangkah mendekati meja yang ditempati pria itu. Mata Amber memincing–heran–saat mendapati seorang wanita duduk satu meja dengan pria tersebut.

“Apa yang sedang kau lakukan disini?” Pria itu bertanya kepada Amber yang masih terus memperhatikan teman wanitanya. “Aku ingin makan siang, wae tidak boleh?” Amber menjawab dengan ketus dan wajahnya ditekuk.

“Jessica-ah senang bertemu denganmu kembali, apa kami boleh bergabung dengan kalian,” Suara Siwon membuat Amber hampir terperanjat. Ia mengenali wanita yang bersama suaminya, dan kini meminta ijin untuk duduk bersama mereka. Amber hampir tersedak salivanya sendiri.

“Siwon-ah long time no see, silahkan bergabunglah dengan kami. Kebetulan masih ada dua bangku yang kosong,” wanita itu dengan semua gerak geriknya terlihat begitu mempesona.

Tanpa menunggu persetujuan dari Amber, Siwon menggeser kursi untuk Amber duduki. Mereka makan bersama dan saling berbincang. Namun perbincangan lebih di dominasi oleh Siwon dan Jessica. Amber dan Sungmin hanya sesekali saling melempar pandangan, seolah mereka hanya teman bisa yang tidak terlalu saling mengenal.

Suami istri itu dengan kompak menjawab pertanyaan Siwon dan Jessica bahwa mereka hanyalah teman masa sekolah dan tidak terlalu akrab.

Hingga acara makan selesai, hal yang tidak diduga terjadi. Siwon berkata bahwa dia tidak bisa mengantar Amber untuk pulang.

Pria itu lebih memilih yeoja yang tadi datang bersama Sungmin untuk pulang bersamanya. Amber hanya pasrah dan mengangguk saat Siwon menyuruhnya untuk pulang bersama Sungmin dengan alasan rumah mereka searah.

“Siwon Oppa aku memang tinggal bersamanya,” racau Amber dalam hati saat mendengar alasan Siwon yang mengatakan bahwa rumah mereka searah.

Akhirnya dengan berat hati aku melepaska pria idamanku pulang dengan wanita lain. Sementara aku pulang bersama Sungmin yang notabene adalah suamiku sendiri. Aku yang mengemudi karena selain ini mobilku, Sungmin juga belum mempunyai SIM serta kemampuan mengemudinya sangat buruk.

Setidaknya Amber merasa ia masih sayang nyawanya dan juga menghindari hal yang mengerikan jika Sungmin yang mengemudi. Selama dalam perjalanan keduanya hanya saling dan larut akan pikiran masing-masing.

“Dia itu siapa?” Akhirnya suara Sungmin memecah keheningan diantara mereka. Ada rasa marah, kesal, dan ingin tahu dari nada suaranya. “Dia siapa?” Amber balik bertanya, entah dia pura-pura tidak mengerti atu memang sengaja.

“Pria yang tadi datang ke Cafe bersamamu,” kali ini Sungmin bertanya tanpa menoleh ke arah Amber. Matanya sibuk menelisik daun di pepohonan yang bergerak tertiup angin. Memfokuskan penglihatannya dari kaca jendela.

“Dia mantan pacarku,” jawab Amber singkat seolah tidak ada beban atau pemikiran jika hal itu dapat melukai perasaan Sungmin.

“Jadi dia pria yang meninggalkanmu hanya karena alasan sepele?” Sungmin mencibir dengan Pertanyaannya. Seolah ia ingin membuat Amber merasa tersinggung. Dan ternyata gayung bersambut, Amber seketika membanting kemudi ke arah samping jalan dan menepi dengan decitan rem yang begitu mendadak.

“Dari mana kau tau itu?!” Amber bertanya dengan wajah mengeras dan suara beroktaf. Ia benci jika ada orang lain yang mencibir masa lalunya seperti yang baru saja Sungmin lakukan.

“Itu tidak penting, yang penting adalah aku mengetahui semuanya,” Sungmin menjawab dengan santainya. Seolah ia tidak perduli meski Amber murka dan bermaksud membawa mobil yang dikendarainya masuk ke jurang.

Tanpa ba bi bu Amber segera menginjak pedal gas dan mengemudi dengan brutal. Beruntung hari sudah malem dan jalanan raya begitu lengang.

—— Be My Love ——

Semenjak kejadian hari itu Amber lebih memilih untuk menghindari kontak dengan Sungmin, bahkan tidak jarang ia pulang malam dalam keadaan bau alkohol, semua pekerjaan rumah tangga Sungmin yang melakukan semuanya.

Sebelum berangkat ke kantor Sungmin selalu menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang terbengkalai karena Amber sama sekali tidak mau tahu dan tidak perduli sama sekali.

Saat ini Sungmin sudah bekerja di kantor ayahnya. Ia menjabat sebagai kepala Desainger, dan Jessica menjadi pembimbingnya selama ia dalam tahap training. Wanita yang selama ini membuat Sungmin merasa nyaman jika berada di dekatnya.

Hubungan mereka terjalin sejak lama dan sudah seperti kaka adik, Sungmin akhirnya mempunyai keberanian untuk bercerita tentang masalah pribadi yang ia alami. Mengatakan semuanya kepada Jessica bahwa wanita yang makan di Cafe waktu itu adalah istrinya.

“Sungmin-ah, apa kau tahu istri pergi kemana setiap harinya?” Jessica yang merasa kasihan berinisiatif untuk menelaah apa yang sekira Amber lakukan saat di luar rumah.

“Molla, aku sendiri tidak tahu dan tidak pernah berniat mencaritahu,” jawab Sungmin datar menyembunyikan kesedihan yang membalut hatinya.

“Setahuku dia sudah tidak pernah jalan bersama Siwon Oppa lagi,” akhirnya Jessica angkat bicara. Mengingat saat pertemua mereka saat itu Amber tengah pergi berdua bersama Siwon.

“Bukankah mereka selalu bersama selama ini?” Sungmin tidak mengerti bagaimana bisa Jessica berkata seyakin itu. Dan tidak menyangka bahwa yeoja itu bisa mengetahui jika Amber sudah tidak pernah pergi dengan Siwon lagi.

“Siwon Oppa sudah kembali padaku, Amber sangat marah aku menyayangkan sikapnya yang telah menyia-nyiakan suami sebaik dirimu,” Jessica berkata seraya menatap Sungmin lekat. Perlahan jemari lentiknya membelai rambut Sungmin penuh dengan kasih.

Mungkin jika yang tidak mengetahui apapun, pasti akan menyangka ada sesuatu diantara mereka. Tapi sebenarnya adalah Jessica yang merasa kasihan dan sayang kepada Sungmin yang sudah ia anggap seperti Dongsaengnya sendiri.

“Gomawo, Noona sudah memneritahuku tentang masalah ini,” mata Sungmin memancarkan binar harapan. Terselit sebuah keinginan dari kilat mata beningnya.

“Cepat pulang dan cegah dia agar tidak berlarut-larut dalam kesedihannya. Karena aku tau kau menyayangi istrimu itu.”

Perkataan Jessica hanya dibalas senyuman lembut Sungmin, dan detik beriknya pria imut itu segera berlari menuju parkiran.

Sungmin segera menuju Apartemen yang ia tinggali bersama Amber, saat kakinya melangkah masuk menuju ruang tamu ia melihat Amber yang tengah terisak memilukan. Dengan semua keberanian yang ia kumpulkan akhirnya Sungmin memberanikan diri untuk mendekat dan menenangkan istrinya.

“Amber-ah, apa kau baik-baik saja? Jika kau merasa sedih atau terluka kau boleh membaginya denganku,” Sungmin berkata dengan sangat lembut dan hati-hati. Seolah ia tidak ingin membuat perasaan Amber bertambah buruk.

“Kenapa kau masih perduli padaku? Setelah apa yang selama ini aku lakukan. Mengabaikan kebaradaanmu, dan selalu tidak pernah menganggapmu ada,” Amber berkata di sela isak tangisnya.

“Apa yang membuatmu seperti ini?”

“Mianhae, aku memang yeoja paboe sudah mempunyai suami sebaik dan sesabar dirimu tapi dengan bodohnya aku mengejar pria yang sudah jelas pernah menyakitiku. Karena terlalu berharap ingin kembali padanya, mata hatiku buta ketika dia memintaku untuk kembali ke sisinya. ternyata aku hanya pelarian saat dia baru putus dari kekasihnya. dan setelah dia bertemu dengan mantan pacarnya itu aku kembali dicampakan begitu saja.”

Tangisan Amber kian menjadi, ia merasa malu pada Sungmin karena pria itu tetap menerimanya meski hatinya telah ia lukai.

“Uljima! Meskipun sejujurnya kuakui ada rasa sakit saat melihatmu menatap Siwon dengan tatapan penuh cinta. Sementara saat melihatku kau seolah membenciku begitu dalam. mengacuhkanku seperti tidak saling mengenal. Kau tau diperlakukan seperti itu rasanya menyakitkan,” Sungmin berkata diakhiri dengan senyuman getir.

“Maafkan aku karena tidak pernah melihatmu sebagai suami dan sebagai seorang kepala keluarga yang patut aku hargai derajatnya,” akhirnya sesalan Amber terucap jua.

“Aku akan memaafkanmu setelah kau menjawab pertanyaanku dengan jujur, aku ingin tahu selain karena pria itu apa ada hal lain yang membuatmu tidak bisa membuka hati kepada namja lain?” Sungmin merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencari kebenaran yang selama ini dicarinya.

“Sejujurnya saat masuk sekolah menengah aku mempunyai sahabat kecil yang aku beri nama namja boneka. Dia sahabat yang selalu ada di saat aku sedih karena ditinggal oleh Eomma dan Appa. Saat aku kecil orang tuaku terlalu sibuk bekerja, sehingga kasih sayang yang aku dapatkan begitu kurang. Mereka seolah lupa aka keberadaanku,” Amber berkata dengan wajah menerawang ke masa silam. Kilatan wajah teman masa kecilnya samar-samar terlihat meski tidak jelas.

“Apakah hingga saat ini dia masih ada dalam pikiranmu?” Sungmin bertanya dengan cemas, menyiapkan diri untuk mendengar jawaban yang akan Amber lontarkan.

“Meski kami tidak pernah bertemu lagi sejak kejadian itu. Tapi dia selalu ada di hatiku, tanpa orang ketahui saat aku terpuruk hanya bayangannya yang selalu menemaniku. Bahkan lucunya saat itu aku pernah berjanji jika dewasa nanti akan menikahinya agar dia tidak diganggu oleh anak-anak nakal lagi. Kedengarannya memang konyol tapi saat itu aku bersungguh-sungguh, karena dia adalah cinta pertamaku.”

Mendengar jawaban Amber yang panjang lebar seketika pelupuk mata Sungmin mulai berair. Rasa bahagia itu menyeruak hingga ia tidak sanggup untuk berkata-kata. Pernyataan Amber membuatnya merasa mempunyai pegangan hidup yang baru.

“Tapi dia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pesan atupun ucapan perpisahan. Aku sangat terpukul karena dia temanku satu-satunya. Hanya dia yang itu bisa mengerti perasaanku, sampai suatu saat aku bertemu Siwon Oppa. Kam tumbuh bersama meski dia beda dua tahun dariku. Ketika beranjak dewasa kami ternyata kami mempunyai perasaan lebih dan memutuskan untuk menjalin kasih. Aku begitu mencintainya, namun sayang dia menorehkan luka di hatiku begitu dalam,” Amber berkata di sela isakannya yang tak kunjung mereda.

Setidaknya dengan menangis itu dapat mengurangi sedikit beban di hatinya. Meski itu semua tidak semudah membalikan telapak tangan. Semuanya butuh proses, bukankah orang akan bisa karena terbiasa. Itulah yang akan Amber coba untuk kembali bangkit menjalani hidupnya.

Melihat Amber yang begitu terluka Sungmin memutuskan bahwa ini sepertinya adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan semua. Ia sudah tidak mampu untuk terus menyimpan semua rahasia yang telah diketahuinya sejak hari pertama mereka menikah.

“Maafkan aku karena telah membuatmu terluka. Maafkan aku karena menyakitimu hingga seperti ini, dan maafkan aku karena meninggalkanmu tanpa kabar berita,” setelah Sungmin menyelesaikan perkataannya. Tanpa rasa segan tubuhnya menghambur; memeluk Amber.

Amber hanya terpaku tidak dapat mencerna semua perkataan suaminya. Demi apapun ia tidak mengerti dan tidak dapat mengerti meski terus mencoba berpikir. Berusah mencari makna dari ucapan Sungmin.

“Apa maksud perkataanmu?” Akhirnya Amber bertanya setelah berkutat dengan pemikirannya yang tidak menemukan jawaban

“Sebenarnya aku adalah namja barbie yang telah menyakitimu selama ini. Aku sungguh minta maaf karena saat itu tidak sempat mengucapkan selamat tinggal. Waktu itu keputusan ayah untuk meneriwa tawaran kerja di New York sangat mendadak dan tiba-tiba. Aku yang masih kecil tidak mampu berbuat apa-apa. Setiap hari aku memikirkanmu, hingga aku bertemu Jessica noona yang sudah seperti kakak kandungku sendiri, dia yang selama ini memberiku semangat.”

Amber hanya ternganga, antara percaya dan tidak atas penuturan suaminya. Perlahan namun pasti ia dapat mengerti arti pengakuan Sungmin. Dengan setengah memekik ia mececar Sungmin dengan pertanyaan.

“Jadi kau namja barbie yang selalu menghiburku itu?!” Amber meraup wajah Sungmin, mengamati wajah pria itu dengan seksama. Ia merasa bodoh karena tidak dapat mengenali pria itu sejak awal. Jika saja dia jeli wajah Sungmin memang tidak memiliki banyak perubahan dengan wajahnya yang dulu.

“Apakah kau tahu ternyata aku sudah mencintaimu sejak kau berjalan menuju altar dengan balutan baju pengantin. Kau terlihat sangat sempurna dan mempesona. Mulai saat itu telah menyayangimu, dan di hari itu juga aku mengetahui bahwa kau adalah gadis pemberani yang selalu menjagaku saat anak lain membullyku secara beramai-rami,” Sungmin akhirnya mengeluarkan semua hal yang ia ketahui tentang siapa Amber sebenarnya.

“Dari mana kau tahuu jika aku adalah gadis masa kecilmu?”

“Kau ingat di saat hari pernikahan kita saat itu kau pergi. Dan aku di rumah merapihkan semua barang-barang dan tanpa sengaja aku melihat surat usang yang kau simpan di dalam kopermu. Karena penasaran akhirnya aku membaca dan mengingat bahwa itu semua adalah tulisan tanganku di masa kecil.”

Amber terpaku mendengar penjelasan Sungmin, “kenapa kau tidak memberitahuku?”

“Maafkan aku jika membuatmu kecewa untuk kesekian kali,” Sungmin menjawab dengan suara lirik, kepala menunduk karena merasa bersalah.

“Namja pabo harusnya aku yang meminta maaf padamu. Sebagai istri aku tidak pernah bersikap baik bahkan aku menyakiti cinta pertamaku,” Amber berkata diiringi tangisan bahagia.

“Sudahlah aku tidak pernah marah atau membencimu, yang aku inginkan saat ini adalah bagaimana kalau kita mulai kembali semuanya dari awal? Kita bangun rumah tangga yang penuh cinta di dalamnya.”

Amber mengangguk mantap, sorot matanya beradu pandang dengan pupil mata Sungmin yang berkilau. Binar kebahagian terpancar jelas di sana. Ada getaran aneh yang membuat keduanya sulit untuk mencari tahu arti dari perasaan yang meletup-letup itu.

Saat mereka saling berpandangan, dengan perlahan Amber mendekatkan wajahnya hingga akhirnya ia mencium Sungmin. Persis seperti saat di altar, namun kali ini Amber melakukannya dengan perlahan dan penuh cinta.

Saat Amber merasakan tubuh Sungmin yang menegang. Ia menarik diri, takut jika Sungmin akan kembali pingsan seperti waktu itu.

“Mianhae, Oppa aku–” Ucapan Amber terputus karena saat ini Sungmin balas mengecup bibirnya singkat.

“Mianhae chagi, ijinkan aku untuk belajar pelan-pelan bersamamu,” pinta Sungmin sepenuh hati, karena ia yakin belum mampu untuk menjadi suami seutuhnya bagi Amber.

Amber tersenyum lega, setidaknya sudah banyak kemajuan yang Sungmin tunjukan. Terbukti saat ini ia tidak pingsan seperti waktu itu.

“Aku akan mengajarimu secara bertahap, aku juga tidak akan meminta hal itu sekarang. Aku akan menunggu hingga waktunya tiba,” Amber berkata seraya membelai pipi Sungmin dengan mesra. Mengalirkan rasa kasih sayang yang membuncah setelah sekian lama tidak mengetahui keberadaan cinta pertamanya yang telah menjadi suami sah-nya di mata Tuhan dan negara.

Maka seketika itu pula wajah Sungmin merona, perlakuan Amber membuat pipinya terasa panas. Jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya.

“Mari kita bangun rumah tangga yang harmonis, meski sedikit terlambat tapi tidak ada salahnya untuk memperbaiki,” Sungmin berkata dengan wajah menunduk, ia merasa malu luar biasa karena pasti saat ini pipinya semakin memerah.

“Sudahlah jangan malu seperti itu! Bagiamapun aku ini adalah istrimu,” Amber menarik wajah Sungmin agar menatapnya, ia suka saat melihat eksperesia Sungmin yang seperti itu.

“Bantu aku untuk menjadi suami seutuhnya bagimu.”

Amber tersenyum hangay seraya menganggukan kepala, tanda ia setuju dengan semua permintaan Sungmin. Mereka sepakat akan memulai semuanya dari awal. Berjanji akan saling menjaga dan menghargai satu sama lain.

Lee Sungmin : “Meski terlambat tapi tidak ada salahnya untuk diperbaiki, bukankah terlambat lebih baik daripada tidak sama sekali? Begitulah hidup, jika ada kesalahan di masa lampau maka perbaikilah! Karena itu akan jauh lebih baik daripada kau membiarkannya.”

FIN

4 thoughts on “Be My Love [End]

  1. aigoo… aku serasa berada di dunia yg semuanya serba kebalik…
    ff yg biasa aku bca pasti cowoknya yg duluan nyium, trus bilang tidak akan meminta hal itu sampai waktunya tiba tapi ini…? kya… meliza eonni kmu ngebuat aku merinding tau ga ngebayangin gimna jadi nya klo ini ad di dunia nyata.. wkwkwk

  2. Wuakakak iya itu sengaja eon balik semua. Itung2 pemanasan biar pada strez gara2 Amber yang setia nunggu sampai Sangmin siap #digetok

    Kalau di dunia nyata ada yang gini eon mau nonton ah #eh

  3. hahaha…. aku udh stress bnget bca nya eon +,+
    klo ad didunia nyata eonni mau nonton apanya? mau nonton pas bagian ITU nya..? #eh..

Leave a comment