Be Mine [End]

1579775_10200514757190360_1410313071_n

Tittle :  Be Mine [End]

Author : Misty Sky

Genre : Sad, Romance, Family

Rate : General

Lenght: Two Shoot

Main Cast(s) : Jang Wooyoung (2pm), Park Raeki (OC) And All Other Cast

#Reshare

Ny. Jang sengaja memindahkan Wooyoung ke rumah sakit lain, karena dia sungguh tidak sudi melihat anaknya dekat dengan Raei, yang menurut Ny. Jang anak itu adalah ancaman baginya.

Sebulan sudah semenjak Wooyoung dipindahkan, kondisinya mulai pulih meski dia baru sadar dari koma satu minggu yang lalu. Semangat untuk sembuh begitu menggebu, berharap dapat kembali kuliah, dan menemui tambatan hatinya.

Hari ini tepat dia keluar dari rumah sakit, berada di dalam rumah membuatnya boasan. Dan Wooyoung lebih memilih berjalan menuju halaman rumah untuk mencari udara segara. Meski sebetulnya dia masih dilarang untuk keluar ruangan mengingat kondisinya yang baru pulih. Dia berjalan pelan melewati ruang kerja ibunya.

“Cari anak itu sampai dapat! Bila perlu bunuh dia sekalian, ingat jangan sampai gagal seperti waktu itu, harusnya kalian berterima kasih karena aku masih membiarkan kalian hidup, setelah kalian membuat anakku koma selama tiga minggu.”

Terdengar jelas Ny. Jang berkata dengan seseorang di balik ponselnya, Wooyoung yang dari tadi menguping dengan susah payah berusaha mencerna semua perkataan ibunya, hingga sesuatu terbersit dalam benaknya.

“Eomma, apa kau yang membuatku seperti ini?!” Wooyoung berteriak di depan meja kerja ibu kandungnya tersebut. Ny. Jang tersentak saat mendapati anak kesayangannya yang tengah menatapnya tajam.

“Apa maksudmu?” Ny. Jang masih berpura-pura tidak mengerti, dia berharap Wooyoung tidak mendengar pembicaraannya di telpon tadi.

“Aku sudah mendengar semuanya, jadi aku mohon lepaskan dia, aku sungguh sangat mencintainya, aku tidak bisa hidup tanpa dirinya, tapi kenapa Eomma sangat ingin mencelakainya?” Wooyoung terduduk lemah di lantai, dia berharap Eommanya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Eomma tidak akan melepaskannya, sekalipun kau sangat mencintainya Eomma tidak akan pernah merestui kalian,” suara Ny. Jang menggema di ruangan ber-cat putih tersebut.

“Waeyo, Eomma sangat membencinya? Kalau Eomma membencinya karena di tidak menerima cintaku, lebih baik Eomma bunuh aku juga! Agar Eomma puas!!” Wooyoung sekuat tenaga menahan emosinya yang sudah sampai di ubun-ubun.

“Kalau Eomma masih tetap ingin membunuhnya, lebih baik aku juga ikut mati bersamanya,” Dengan cepat Wooyoung mengambil gunting yang tergeletak di meja.

“Apa yang kau lakukan? Apa kau begitu mencintainya? Sehingga kau berbuat senekad ini!” Ny. Jang tersulut emosi melihat tingkah anaknya yang mulai kelewat batas. Menurutnya anak itu sudah tidak waras lagi.

“Eomma jangan mendekat! aku tidak percaya kalau aku mempunyai Eomma yang sangat keji, apa di matamu nyawa manusia itu tidak berharga? Kalau memang begitu jika aku mati itu tidak akan jadi masalah bukan?” Jawab Wooyoung yang semakin mendekatkan gunting itu ketangannya.

“Andwee! Jangan kau laukan itu! Sekalipun kau sangat mencintainya, kau tidak akan pernah bisa bersamanya, sampai matipun kalian tidak akan pernah bisa bersama.” Perkataan Ny. Jang sontak membuat Wooyoung menghentikan aksi gila itu.

“Wae, apa karena Eomma sangat membencinya? Apa Eomma tidak ingin melihatku bahagia?” Tanya Wooyoung yang mulai merasa frustasi dengan keadaan. “Eomma memang membencinya, tapi kalian memang tidak bisa bersama, karena kalian tidak mungkin bisa melawan takdir.”

“Takdir? Takdir apa kenapa kami tidak bisa bersama, salahku apa sehingga tidak bisa hidup bersama orang yang aku cintai?” Tanya Wooyoung histeris meminta penjelasan dari kata-kata yang diucapkan oleh Eommanya.

“Karena, karena dia adalah NUNA kandungmu,” Ny. Jang menjawab seraya menghempaskan tubuhnya di lantai, ia bersimpuh di dekat Wooyoung. Dan di saat bersamaan Tuan Jang telah berdiri di depan pintu, dia mendapat telpon oleh penjaga rumah bahwa istri dan anaknya sedang bertengkar hebat.

Seketika Tuan Jang menghampiri istrinya, dengan cepat dia melontarkan pertanyaan. “Jadi anak itu siapa dan dimana?” Bentak Tuan Jang berang, karena dia tidak menyangka bahwa istrinya telah tega menyembunyikan putri yang selama ini dicarinya.

Wooyoung yang masih shock mendengar pernyataan Eommanya, sekarang semakin beringsut di lantai ketika mendengar Tuan Jang bertanya keberadaan Raeki. “Appa, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Eomma bilang Raekii adalah Nunaku?”

“Apa kau tau di mana dia? Appa mohon pertemukan Appa denganya!” Pinta Tuan Jang kepada Wooyoung yang masih menangis, hatinya sangat terluka ketika harus menerima kenyataan bahwa wanita pujaan hatinya ternyata kakak kandungnya.

“Wanita itu adalah nafasku, dia adalah jiwaku, Appa berjanjilah akan menikahkanku! bila aku mempertemukan Appa dengannya,” Wooyoung seolah-olah sedang bernegosiasi dengan ayahnya sendiri.

“Kau gila! Itu tidak mungkin, dia itu Nunamu, walau bagaimanapun kalian adalah saudara kandung meski beda ibu,” Tuan Jang berusaha menjelaskan duduk permasalahan. “Aku sangat mencintainya, dan aku tidak pernah minta untuk dilahirkan kedunia ini sebagai anak Appa,” pekik Wooyoung histeris, Sungguh ini adalah kenyataan yang teramat sangat menyakitkan dalam hidupnya.

Lima jari Tuan Jang mendarat dengan sempurna di wajah mulus Wooyoung. “Sadarlah! Dia itu Nunamu, sampai kapanpun kalian tidak akan pernah bisa menikah,” pekik Tuan Jang lantang mengingatkan anaknya agar tidak melanjutkan cinta sedarahnya.

Dering ponsel Ny. Jang mengintrupsi adegan dramatis tersebut, tampak jelas tertera nomor orang yang disuruhnya untuk menghabisi Raeki. Sebelum Ny. Jang menjawab, dengan cekatan Tuan Jang sudah mengangkatnya terlebih dahulu.

“Kami sudah menemukan keberadaan anak itu, kami akan menghabisinya saat ini juga!” Terdengar dengan jelas suara seorang pria berkata dengan lantang. “Berani kalian sentuh dia sedikit saja, akan aku pastikan hidup kalian menderita selamanya! Boss kalian sudah tertangkap, sebaiknya kalian pergi dari situ sekarang juga!” Perintah Tuan Jang, dia menyebar ancaman di balik telpon.

Dengan cepat sambungan telpon itu terputus, Tuan Jang segera berlari menuju mobil diikuti Wooyoung yang masih terseok-seok karena dia masih belum bisa terima dengan semua kenyataanya yang menohok hatinya.

“Cepat naik ke mobil Appa! Aku tidak ingin kau mengendarai mobil sendiri,” perintah Tuan Jang, ketika melihat Wooyoung yang akan membuka pintu mobilnya. Mereka segera bergegas menuju tempat tinggal Raeki, pria itu berharap wanita pujaannya tidak pindah rumah.

Sementara itu Ny. Jang mengikuti mereka dia mengendarai mobilnya sendiri, di dalam hatinya seakan ada batu besar yang bersarang sehingga membuatnya sulit bernapas.

—— Be Mine ——

Gadis itu begitu rapuh setelah mengetahui bahwa perasaannya kepada pria yang selama ini selalu mengikutinya. Kenyataan dia juga mencintai pemuda yang nyatanya adalah Hobaenya di Universitas. Hatinya begitu sakit ketika dia dihadapkan pada kenyataan bahwa pria itu kini telah menjauh.

Raeki berjalan pelan meninggalkan tempat tinggalnya, dia tetap berusaha untuk menjalani kehidupan normal yang akhir-akhir ini ditinggalkannya, semenjak mengetahui bahwa Wooyoung telah dipindahkan dari rumah sakit, secara perlahan hidupnya menjadi kacau dan tidak menentu.

Seketika langkahnya terhenti ketika mendapati orang yang selama ini memenuhi pikirannya telah berdiri dengan lemah di depan mata.

“Wooyoung-ssi, apa yang kau lakukan disini? Benarkah ini dirimu?” Raeki berjalan pelan mendekati tempat lelaki itu berdiri. “Nuna, boghosipo,” racau Wooyoung dan seketika dia merengkuh tubuh wanita itu dalam pelukannya.

“Nado, boghosipo Wooyoung-ssi,” balas Raeki hangat, namun seketika pelukan mereka terlepas ketika Wooyoung Appa menarik tubuh Raekii dari dekapan anak lelakinya.

“Anakku,” Wooyoung Appa berkata sambil memeluk tubuh Raeki yang diambil paksa dari dekapan anak laki-lakinya. “Mianhae, apa yang anda katakan? Anda pasti salah orang, Appaku sudah meninggal ketika aku masih dalam kandungan Eomma,” Raeki berusaha menjelaskan bahwa ayahnya telah meninggal dunia.

“Anni, aku Appamu yang dikatakan Eommamu saat itu pasti dia sedang bebohong, Appa tau dia pasti sangat terluka karena harus menanggung beban dan membesarkanmu seorang diri,” Tuan Jang berucap dengan berderai air mata.

“Sebenarnya apa yang terjadi? Aku sungguh tidak mengerti ada apa ini?” Raeki menatap Wooyoung meminta penjelasan darinya. “Apa boleh kita masuk? aku akan menjelaskan semuanya di dalam,” Tuan Jang meminta ijin masuk, agar lebih leluasa untuk menjelaskan semuanya.

Sesampainya di dalam rumah perlahan-lahan Tuan Jang menceritakan semuanya dari awal.

Flashback on.

Sudah empat tahun Tuan Jang muda berapacaran dengan Raeki Eomma, awalnya mereka bahagia karena saling mencintai, meskipun orang tua Tuan Jang tidak menyetujui hubungan merek. Hingga akhirnya Tuan Jang nekad menikahi Raeki Eomma tanpa restu orang tuanya, namun setelah satu tahun menikah dan dikaruniai seorang putri dan bencana itu datang.

Ayah Tuan Jang memaksanya untuk pulang dan menikah dengan wanita pilihan mereka (red: Wooyoung Eomma), Sekeras apapun Tuan Jang menolak dia tidak mampu karena saat itu ayahnya sakit keras, hingga akhirnya dia meninggalkan istri dan anaknya yang baru lahir kedunia.

Semenjak saat itu Raeki Eomma pergi. dari kehidupannya, sudah sejak dua tahun ini dia mencari keberadaan Raeki. Namun Ny. Jang ternyata membenci Raeki karena dia merasa anak itu hanya akan jadi pembawa masalah dalam keluarganya.

Flashback off.

Raeki menatap Wooyoung sendu, hatinya begitu sakit saat mendapati kenyataan bahwa dia dan lelaki itu terikat hubungan darah yang tidak bisa diputuskan oleh apapun. Terlalu menyakitkan baginya ketika harus mundur dengan teratur, menghadapi kenyataan. Dia dan Wooyoung adalah saudara kandung.

Langit seakan terasa runtuh di atas kepalanya, air mata yang mengalir sejak tadi seakan menjadi sungai kecil yang terus mengalir di kedua sudut mata. Terlalu berat ketika dia harus menahan beban perasaan yang membelenggu. Kenyataan itu terlalu tidak adil, saat harus menyaksikan orang yang sangat dia cintai harus terluka untuk kesekian kali.

Kedua insan yang saling mencinta itu beringsut di lantai, berharap ini hanya kesalahan dari orang tua mereka, bahkan dengan lancangnya Wooyoung berkata dan berharap Eommanya telah melakukan kesalahan ketika mengandungnya.

“Wooyoung-ssi, kau kira Eomma macam apa aku ini? Apa sebegitu rendahnya aku dimatamu?! Aku ini ibumu teganya kau berkata seperti itu,” suara lantang itu tiba-tiba terdengar dari arah pintu yang sedang Wooyoung belakangi.

Wanita yang telah melahirkan Wooyoung itu sama terlukanya. “Lalu kenapa Eomma menyuruh orang untuk mencelakainya?” teriak Wooyoung lantang, tanpa memperdulikan tubuh Eommanya yang sudah tersungkur menahan air mata yang akan segera menyeruak dengan derasnya.

“Apa kau tau, selama Eomma menikah dengan Appamu yang ada di pikirannya hanyalah ibu anak itu, dia tidak pernah sekalipun memperdulikan perasaanku padanya. Bahkan aku menyesal telah mencintai laki-laki seperti dia,” wanita paruh baya itu dengan cekatan mengeluarkan semua beban dalam hatinya yang telah lama terpendam.

Ketika mendengar penuturan tersebut perasaan Tuan Jang seketika terkoyak, untuk pertama kalinya dia mendengar istrinya mengeluh, bahkan kata-kata itu dilontarkan tepat di hadapannya, dia mulai menyadari betapa kejamnya dia selama 20 tahun ini, dia memang hidup dengan Wooyoung Eomma tanpa ada perasaan sedikitpun didalamnya.

Semua yang dilakukannya hanya semata-mata untuk Wooyoung agar merasa memiliki ayah dan ibu yang utuh. Tuan Jang berusaha menggapai tubuh rapuh istrinya, sekalipun dia tidak bisa membuat lukanya sembuh seketika, setidaknya dia akan mencoba agar wanita itu merasa nyaman.

“Aku tidak akan membiarkanmu terluka lagi, mari kita bangun semuanya dari awal, tolong jawab pertanyaanku! Apa benar ketika kecelakaan yang membuat Wooyoung tertabrak mobil itu adalah ulahmu?” Tuan Jang berusaha mecari kebenaran yang tidak diketahui olehnya.

“Iya itu ulahku, semua itu aku lakukan karena aku membenci anak itu, saat menemukan keberadaannya aku bertindak sejauh ini, aku menyuruh mereka agak terlihat seperti kecelakaan! Namun kenapa anak bodoh ini malah menyelamatkannya.”

Semua yang ada disitu nampak tercengang ketika mendengar penuturan Ny. Jang. “Pantas saja malam itu aku melihat mobil itu dikejar mobil polisi, rupanya semua hanyalah topeng utuk menutupi kejahatan Eomma.”

Dengan susah payah akhirnya keputusan akhirpun didapat, Tuan Jang berjanji akan memperhatikan istrinya dan berjanji akan memulai semuanya dari awal asalkan Ny. Jang mau menerima Raeki sebagai anaknya.

Mendengar suaminya akan berubah, Ny. Jang juga berjanji akan berusaha menjadi Eomma yang baik untuk Raeki, walau bagaimanapun anak itu membutuhkan kasih sayang dari seorang ibu, karena ibu kandungnya telah meninggal ketika dia masih kecil.

[1 Tahun Kemudian]

Kedua anak manusia itu berlarian di tepi pantai, terpancar rona kebahagiaan dari raut wajah keduanya. Terlihat jelas bahwa kini mereka hidup dengan bahagia. Semilir angin sore itu cukup membuat mereka merasa seperti mendapat oksigen lebih, keduanya berkeringat karena sibuk bermain pasir dan berlari.

“Nuna, sebentar lagi mataharinya akan tenggelam, sebaiknya kita sudahi permainan ini!” Pekik Wooyoung dengan nafas yang masih terengah.

“Ne, baiklah kajja kita istirahat, aku sungguh lelah karena harus mengejarmu,” canda Raeki yang masih sibuk menyeka keringat yang menempel pada tubuhnya. “Noona, lihat mataharinya sudah mulai tenggelam,” Wooyoung menunjuk sunset yang sangat indah di sore itu, disertai burung-burung pantai yang berterbangan membuat lukisan ciptaan Tuhan itu semakin indah.

Mereka berdua terpana, dan terhanyut dalam pikiran masing-masing, tanpa Wooyoung sadari air matanya mulai mengalir dari sudut mata indahnya, tidak ada yang tau sebenarnya perasaannya untuk Raeki belum berubah sepenuhnya, jauh di relung hati dia masih menyimpan perasaan itu dalam-dalam, setiap saat dia berkutat untuk membunuh perasaannya. Dan itu tidak seharusnya dilakukan oleh seorang adik kepada kakaknya sendiri.

Ponsel Raeki berdering, terlihat wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di menghias layar ponselnya.

“Yeobseo, Eooma.”

“Ne, kami sebentar lagi akan pulang, arraseo,” Raeki menutup perbincangan.

“Eomma bilang apa?” Wooyoung bertanya setelah dia menghapus kasar air mata yang tadi mengalir di pipi. “Eomma menyuruh kita agar cepat pulang! Dia sudah memasak, makanan kesukaan kita,” jawab Raeki riang.

“Ne, sebaiknya kita pulang sebelum makanan itu dingin dan Eomma marah.” Keduanya bejalan berdampingan, Raeki merasa hidupnya sangat bahagia, akhirnya dia merasakan kengahatan suatu keluarga, walaupun dulu Eomma tirinya sangat membencinya, namun semua itu semata-mata dilakukan agar Appanya tidak meninggalkan dia dan keluarganya.

Bahkan sekarang Raeki sudah menyandang marga Jang, karena ayahnya bersikeras agar dia mengganti marganya dan mengikuti sesuai adat istiadat, dia harus mengikuti marga sang ayahnya.

Sementara itu Wooyoung dia hanya bisa tersenyum dan ikut bahagia atas apa yang kini dirasakan oleh Nunanya, walau bagaimanapun perasaan cinta itu kini dia rubah secara perlahan menjadi rasa kasih sayang yang seharusnya.

“Nuna, selama setahun aku berusaha untuk membunuh semua perasaanku, selama itu pula aku merasa tersiksa, jiwa dan ragaku seakan tercabik dan teriris belati di setiap detik. Sebesar apapun cintaku padamu, itu tidak akan pernah menjadi satu. Karena kita terikat oleh satu kata yang diikatkan oleh takdir dan tidak mungkin dapat diputuskan”

Wooyoung menerawang dengan tatapan mata sendu, terlihat jelas masih ada sisa-sisa cinta yang tersisa untuk kakak permpuannya.

“Nuna, meskipun kita tidak bisa bersatu, tapi kau adalah miliku. Walau dalam arti yang berbeda, saranghae.”

Jang Wooyoung:

“Ketika seseorang dihadapkan pada kenyataan bahwa dia memiliki hubungan darah dengan orang yang dicintainya. Maka tidak akan ada seorangpun yang bisa merubahnya. Karena tidak akan ada yang namanya mantan adik, mantan kakak, mantan ayah dan ibu, maka dari itu terimalah semuanya secara ikhlas dengan seiringnya waktu perasaan itu akan berubah dengan sendirinya.”

FIN

5 thoughts on “Be Mine [End]

  1. OMG sumppaaah eonn keren bgt ceritanyaa susaah ditebak kirain wooyong sma raeki bakal bersatu dan ternyata mereka sodaraaan,,, hii wooyoungnya kasian ya udh eon wooyoung nya jdi sama aku aja eon psti jd happy ending hahaaaah,,, daebak pkknyaa,, hihiihh iyaa eon aku on d hp jd buka wp eon nya d hp jd ga keliatan klo ada tulisan library nya harus bner2 jeli ini mah ckckckck…, oh iya blesan d fb di sini aja ya eon,ckckckckckk iya eon cheonma,,pkknya keep spirit 1945 tetp berkarya smoga mkin cetar membahana badai tsunami karya2nyaa hwaiting eon meliza,smakin tinggi pohonnya smakin tinggi pula anginya hihih jdi keep hwaiting fighting^_^

  2. Iya saeng sama eon juga on di hape jadi tulisannya harus meraba2 bacanya.

    Nah itu dia di mimpi eon akhirnya happy ending dan bersatu. Cuman di sini lagi kumat makanya ceritanya berubah haluan.

    Oh iya saeng nama FB kamu siapa? Mianhae eon lupa, n gomawo spiritnya serta dukungannya yang terus mengalir. Udah pada perhatian semuanya pokoknya gomawo.

    N buat kamu special gomawo mau berselancar ria menyusuri ff lama eon wkwkwk *tebar namja kyeopta*

  3. Mwo?? Jdi mreka saudaraan?? :O omo!!! Sad ending kah?? Atw happy ending?? Sad di kisahcinta mreka.. sdangkan happy di kehidupan mreka yg bahagia.. weww, gmna dong?? 😦
    Ditunggu eon ff lainnya..^^ fighting~~

    • Ahaha iya saeng kisah cinta mereka harus berakhir sebagai seorang ka2 dan adik meski beda ibu.

      Kayaknya kalau dibilang happy ending itu keterlaluan wkkwkw.

      Soalnya perasaan Raeki sama Uyong dipisahkan oleh guratan takdir yang tidak dapat diubah #eaaa

Leave a comment