Memories In Marina Bay [2]

1543374_10200532972125722_888412595_n

Tittle : Memories In Marina Bay [2]

Author : Misty Sky

Lenght : Chaptered

Genre : Marriage Life, Romance, Comedy, Hurt

Rate : NC 17

Main Cast(S) : Kim Bum (BBF), Kim So Eun (BBF), And All Other Cast.

—– Happy Reading —–

Matahari mulai condong ke arah selatan. Udara sore Singapore masih terasa hangat, sinar sang surya menerpa tubuh So Eun yang berbalut jumpsuit dengan bawahan 5 centi di atas lutut dan bertali sebesar jari kelingking.

Suasana canggung menyelimuti, saat So Eun telah berdiri di samping Kim Bum. Lelaki berwajah tampan itu hanya mengulum senyum, teringat kejadian tadi siang. Berusaha bersikap sewajar mungkin. Seolah tidak pernah terjadi apapun. Kim Bum yakin yeoja yang memiliki senyum manis itu merasa risih atas sesuatu yang membuatnya berteriak tadi siang.

“Kajja, kita harus berangkat sekarang, agar sampai di sana tidak terlalu malam,” Kim Bum membuka pintu mobil yang telah disiapkan pihak Hotel lengkap beserta supirnya. Mempersilahkan istrinya masuk layaknya seorang putri.

So Eun hanya menuruti apa yang diperintahkan Kim Bum. Beruntung phobia yang ia rasakan sudah tidak separah dulu, yang bisa berkepanjangan.

Perjalanan yang mereka lewati cukup lama hingga membuat So Eun terlelap. Tanpa menunggu diperintah tubuh yeoja itu telah bersandar di pundak suaminya.

Dengan suka rela Kim Bum mendekap tubuh So Eun. Berusaha memberi kenyamanan, suasana tenang yang Kim Bum rasakan terusik; saat iris matanya menangkap belahan dada So Eun yang mengintip dari balik Jumsuit yang dikenakannya.

Tidak terlalu jelas tampak. Tapi itu sudah cukup untuk membuat Kim Bum sedikit resah. Ia merasakan pendingin mobil tidak berfungsi dengan baik pada tubuhnya. Jalan yang menuju Sentosa Island cukup berkelok membuat sesuatu yang kenyal berkali-kali menyentuh dada Kim Bum.

“Tuhan tolong buat kami segera sampai,” Kim Bum memohon dalam hati. Agar perjalanan yang cukup menyiksanya segera berakhir. Namun waktu seolah lambat berjalan, semakin jalan berkelok dua benda kenyal itu semakin sering beradu.

Kim Bum merasakan ada yang tidak baik pada dirinya, saat benda itu menyentuh tubuhnya. Berkali-kali dia menarik nafas kasar dan menghembuskan perlahan, layaknya ibu hamil yang sedang mengatur pernafasan.

Bibir So Eun yang tipis terlihat semakin menggoda saat yeoja itu terlelap. Ingin sekali rasanya Kim Bum menyentuh daging tipis itu menggunakan bibirnya.

Semuanya ia urungkan, mengingat rasanya tidak adil jika mencuri ciuman dari istrinya sendiri. Namun hasrat dan logika Kim Bum bersebrangan. Bisikan yang entah datang dari mana menyuruh Kim Bum untuk mencium istrinya.

“Dia sudah sah menjadi istriku, lagi pula tidak akan ada yang melihat,” pikiran Kim Bum mulai bereaksi. Mobil yang digunakan adalah Limousin yang terpisah dengan jok pengemudi. Apapun yang dilakukan penumpang Driver tidak akan mengetahuinya.

Perlahan Kim Bum memiringkan wajahnya hingga berjarak beberapa centi dari wajah So Eun. Hembusan nafas pria itu membuat So Eun terbangun. Telak, saat yeoja itu membuka mata, Kim Bum langsung mengecup bibir mungil yang sedari tadi terlihat sangat menggoda.

So Eun belum sempat berucap. Dia terbelalak mendapat ciuman yang tidak disangka. Melihat istrinya tidak melakukan perlawanan Kim Bum semakin berani. Sedikit menggigit bibir bawah So Eun agar yeoja itu membuka mulutnya.

Ternyata cara itu berhasil. Saat itu juga mulut So Eun terbuka, mempersilahkan lidah Kim Bum menelusup masuk. Mengabsen satu persatu deretan giginya. So Eun yang semula tegang kini mulai rilex dan menikmati ciuman pertama mereka.

“Maaf tuan kita telah samp..,” ucapan Driver tertunda kala melihat dua pengantin baru yang dibawanya tengah berciuman. Bahkan Kim Bum dan So Eun tidak menyadari saat sang supir membuka pintu mobil. Reflek kedua anak manusia itu melepaskan tautan mereka.

“Apa yang terjadi, itu mimpi atau kenyataan?” Racau So Eun dalam hati. Ia masih mengumpulkan kesadaran. Saat berjalan pelan di belakang suaminya.

—– Memories In Marina Bay —–

Sepasang pengantin baru itu berjalan menyusuri pasir. Terlihat ombak yang sesekali pasang surut. Kilatan cahaya lampu dari Restaurant yang berjejer di dekat pantai membuat gulungan ombak itu terlihat semakin indah.

Keduanya menuju Singapore Seafood Republic, Restaurant yang menjadi favorite saat Kim Bum tinggal di negara tersebut. Mereka langsung disambut oleh seorang pelayan wanita berwajah Oriental. Membawa mereka menuju tempat strategis untuk makan malam romantis serta menikmati indahnya deburan ombak di malam hari.

Sesampainya mereka di lantai dua, tampak meja berukuran sedang telah di tempati oleh lilin yang tertata rapi dalam tempat; menjadikan tatanan yang indah tanpa harus merisaukan lilin itu akan jatuh. Aroma hidangan yang menyeruak dari arah dapur membuat cacing dalam perut So Eun meraung meminta asupan makanan.

Tidak lama berselang pelayan tadi telah kembali dengan membawa dua buku menu. Memberikannya pada So Eun dan Kim Bum.

“Sudah putuskan ingin makan apa?” Tanya Kim Bum tanpa melihat daftar menu sama sekali. Semua menu di Restaurant ini ia sudah hafal di luar kepala. Sedari tadi Kim Bum hanya memperhatikan So Eun yang sibuk memilih makanan apa yang akan dipesannya.

“Semuanya terlihat lezat, aku tidak tahu harus makan apa,” yeoja itu melirik Kim Bum sekilas. Tampaknya ia mulai kesal karena semua daftar menu yang tertera terlihat sangat menggoda.

“Bagaimana jika aku yang pilihkan?” Kim Bum menawarkan diri untuk memilihkan menu yang akan mereka makan malam ini. “Kenapa tidak dari tadi? Apa kau tahu aku sudah sangat lapar.”

Kim Bum hanya menarik garis bibirnya; menjadikan seulas senyum. Kim Bum membuka menu, menujukan beberapa jenis makanan yang akan dipesan. Sang pramusaji mencatat semua pesanan Kim Bum tanpa ada yang terlewat.

“Kim Bum-ssi, tadi kau pesan makanan apa?” Tanya So Eun setelah pelayan itu berlalu. Yeoja itu penasaran dengan menu yang dipilihkan Kim Bum.

“Hanya menu yang menurutku lezat, dan kau harus mencobanya,” Kim Bum menjawab dengan santai. Namun yang ia dapatkan adalah tatapan membunuh dari So Eun. Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Sedikit kesal mendengar jawaban Kim Bum yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Sepuluh menit berselang seorang pria berseragam layaknya seorang Chef datang membawa Appetizer.

“Thank you Chef,” ucap Kim Bum ramah. Sementara lelaki yang dipanggil Chef tadi hanya tersenyum dan menjawab sebelum berlalu. “Your welcome Sir.”

Capucinno cake dengan taburan kismis di atasnya, serta potongan strawberry segar membuat perut So Eun semakin lapar. Melihat makanan pembuka yang begitu menggoda So Eun segera melahapnya tanpa sisa. Kim Bum kembali tersenyum melihat tingkah istrinya. Ia paham bahwa gadis itu pasti sangat lelah dan merasa lapar. Tadi siang So Eun cukup lama menangis dan ketakutan.

“Eottohkae? Apa kau masih mau?” Kim Bum mengeser posisi Appetizer miliknya ke hadapan So Eun. Gadis itu hanya menggeleng dan mengembalikan piring itu pada tempat semula.

“Aku tidak sabar menunggu hidangan utama,” berkali-kali So Eun melirik ke arah pintu, tempat Chef tadi berlalu. Yang dinanti So Eun tiba. Lelaki itu–Chef–tadi kembali dengan membawa Main Course, serta Dessert sekaligus. Meletakan hidangan utama serta hidangan penutup di antara Kim Bum dan So Eun.

“Selamat menikmati!”

So Eun segera meraih sendok untuk menikmati Main Course kepiting. Telak tingkahnya membuat Kim Bum menahan tawa. Bagaimana mungkin yeoja itu mencoba memakan kepiting tanpa mau mengotori tangannya sama sekali.

Kim Bum segera meraih cangkang kepiting. Mengambil telor kepiting dan manyimpannya di piring So Eun.

“Hey, kenapa kau memberikannya padaku, apa kau tidak mau makan?” Protes So Eun saat melihat di atas nasinya telah penuhi oleh daging kepiting.

“Makanlah! Aku akan kupas bagian capitnya untukmu. Aku tidak mau mendengar penolakan,” jawab Kim Bum lembut. Tangannya sibuk mengupas capit kepiting utuk diberikan pada So Eun.

“Makanlah! Ini kepiting cabai menu favorite serta andalan di sini,” Kim Bum sibuk mengupas capit kepiting untuk diberikan dagingnya kepada So Eun.

“Menu yang kau pilihkan benar-benar lezat,” ucap So Eun. “Aaam, buka mulutmu!” perintah Kim Bum. Tangannya tepat berada di depan wajah So Eun dengan capit kepiting yang telah di kupas. Mendekatkan pada mulut So Eun agar yeoja itu mengigitnya.

Awalnya So Eun ragu untuk menerima perlakuan Kim Bum. Tapi ia merasa tidak enak hati, pada pria yang sudah rela meluangkan waktu makan hanya untuk mengupas cangkang kepiting untuknya.

“Masshita, gomawo,” So Eun berusaha menetralisir rasa canggung yang baru saja menderanya. Bagaimanapun ia makan dari tangan Kim Bum langsung. Dan ini pertama kalinya ia disuapi oleh seorang pria, kecuali ayahnya.

“Jangan bergerak dulu!” Kim Bum memerintahkan So Eun agar tidak bergerak. Perlahan tangan Kim Bum mengambil tisu yang tersedia di meja. Membersihkan sisa makanan yang menempel pada sudut bibir So Eun.

“Terima kasih, aku bisa sendiri,” So Eun mengambil tisu dari tangan Kim Bum. Yeoja itu mengelap bibirnya kasar.

Tiba saatnya menikmati Dessert, Puding kiwi yang sangat menggoda menjadi hidangan penutup makan malam mereka. “Apa kau suka makanannya?” Tanya Kim Bum saat mereka telah menghabiskan potongan terakhir puding.

“Ne, aku suka semua menu yang kau pilihkan simple tapi bercita rasa khas. Mungkin aku akan merindukan makanan seperti kepiting cabai lagi,” So Eun menjawab diiringi tawa renyah.

“Jika ada waktu kita liburan ke Indonesia, disana banyak makanan khas dari daerah semacam kepiting saus padang dan sebagainya. Sebenarnya makanan di Singapore juga banyak terpengaruh dari masakan Melayu, China dan India.”

“Baiklah, aku akan menagih janjimu Kim Bum-ssi.”

“Sudah mulai larut, apa kau ingin ke suatu tempat atu pulang?” Kim Bum menanyakan keinginan So Eun selanjutnya.

“Sebenarnya aku ingin berkeliling menuju semua tempat hiburan di pulau ini. Tapi itu akan memakan waktu yang tidak cukup hanya dengan satu hari,” jawab So Eun dengan nada kecewa.

“Jika ada waktu kita kembali kesini siang hari. Mencoba semua berbagai jenis hiburan dan melihat berbagai macam atraksi yang diadakan,” Kim Bum menghibur So Eun. Dan berjanji akan mengajaknya kembali ke Sentosa Island.

Akhirnya sejoli itu sepakat untuk mengakhiri petualangan mereka malam ini. Setelah Kim Bum menyelesaikan pembayaran mereka berdua kembali menuju Hotel. Malam yang kian pekat membuat suhu udara dingin semakin terasa.

Selama di perjalanan pulang So Eun lebih banyak diam dan menikmati pemandangan jalan yang mereka lewati. So Eun terhanyut menikmati cahaya lampu yang berjejer rapi di sepanjang jalan raya. Deretan gedung pecakar langit yang tinggi menjulang, ratusan orang berlalu lalang seolah mereka tidak menghiraukan malam yang kian menanjak. Terlihat berbagai wajah manusia, mulai dari berkulit putih, kuning langsat hingga berkulit hitam.

Kim Bum menatap lekat wajah yeoja yang ada di hadapannya. Sesekali dia tersenyum kecil mengingat kejadian yang beberapa jam lalu terjadi. Tidak menyangka bahwa ciuman pertama mereka akan dilakukan dalam mobil.

So Eun merasakan lelaki yang duduk disampingnya tengah memperhatikan. Perlahan ia berbalik menatap wajah Kim Bum yang tidak bergerak saat So Eun memergokinya sedang menatap yeoja itu lekat.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?” So Eun bertanya dengan tatapan menuntut. “Aku hanya teringat kejadian tadi, terima kasih kau tidak menolakku.”

“Kejadian apa? Lalu untuk apa kau berterima kasih padaku?” So Eun membenarkan letak duduknya. Tanpa mengalihkan pandangan dari Kim Bum.

“Itu yang tadi kita lakukan, saat kita tiba di Sentosa Island,” Kim Bum mencoba menjelaskan. Ia sengaja membasahi bibirnya sendiri menggunakan lidah.

So Eun yang melihat Kim Bum seperti itu bergidik ngeri. Tidak biasanya lelaki yang terlihat cool itu berubah menjadi pribadi yang aneh. “Memangnya apa yang kita lakukan? Sepertinya kau sedang sakit.”

So Eun menempelkan telapak tangannya pada dahi Kim Bum. Membuat lelaki itu menggerutu seraya menepis tangan istrinya. “Apa kau benar-benar tidak mengingatnya?!”

Suara Kim Bum terdengar naik satu oktaf. Demi apapun pria itu merasa kesal, bagaimana mungkin So Eun melupakan ciuman pertama mereka. Bahkan kejadiannya bukan beberapa tahun yang lalu. Tapi baru beberapa jam saja. Bagaimana mungkin So Eun bisa secepat itu melupakannya.

“Kau kenapa, apa badanmu tidak sehat?” So Eun masih mempertahankan wajah polosnya. Membuat Kim Bum semakin kesal. “Aku bisa gila, bagaimana mungkin kau melupakan ciuman pertama kita?!”

Teriakan Kim Bum membuat So Eun membatu. Yeoja itu tidak bergerak atau menjawab. Hanya pelupuk matanya saja yang berkedip cepat. Sepertinya ia sedang berusaha mengingat sesuatu.

“Memangnya kapan kita melakukannya?” Akhirnya ia bertanya dengan hati-hati, mendengar So Eun bertanya Kim Bum mulai meredam kekesalannya, berusaha untuk menjelaskan moment yang sangat berharga tadi. “Tadi kita sudah melakukannya sesaat sebelum kita turun dari mobil, bahkan Ahjussi yang sedang mengemudi itu juga mengetahuinya.”

Penjelasan Kim Bum membuat pipi So Eun berubah seperti cery yang menghias kue ulang tahun. Beruntung suasana di dalam mobil hanya temaram, menjadi keberuntungan tersendiri untuk yeoja itu. Setidaknya ia masih bisa berpura-pura tidak mengingat kejadian yang membuatnya malu saat menatap sorot tajam bola mata suaminya.

“Aku tidak ingat apapun, seingatku saat perjalanan tadi aku hanya tertidur,” kali ini nada suara So Eun yang sedikit berteriak. Dia membalikan tubuhnya membelakangi Kim Bum.

“Aish, yang benar saja wanita seperti ini menjadi istriku, bagaimana mungkin dia mengacaukan hal romantis yang ingin kubuat,” racau Kim Bum pada dirinya sendiri. Berkali-kali mendelik tajam pada tubuh So Eun yang seolah mengoloknya.

Tanpa terasa akhirnya mobil yang mereka tumpangi telah sampai di Hotel. So Eun bergegas menuju kamar, melemparkan tas kecil yang dibawanya ke sembarang arah. Melepas wedges yang dia kenakan tepat di depan pintu.

“Aku mau mandi dulu, tidak tahan rasanya badanku panas sekali,” So Eun berkata sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu kamar mandi. Yeoja itu segera membersihkan tubuh. Merendam diri di Bath Up menggunakan air hangat, untuk menghilangkan penat yang sedari tadi menggelayuti.

“Bibirku yang malang, kasihan sekali dirimu, bagaimana mungkin lelaki itu sudah mencuri ciuman pertamaku,” So Eun berbicara sendiri. Tangannya sibuk menyentuh kedua bibirnya.

“Pabo! Pabo! Kenapa aku diam saja saat pria itu melakukannya? Itu masuk dalam kategori mencuri ciuman atau tidak ya?” Berkali-kali So Eun memukul kepalanya. Tangan dan kakinya bergerak secara bersamaan, memukul permukaan air dengan keras. Membuat air dalam Bath Up berhamburan keluar.

“Aish, aku bisa gila jika dia terus mempertanyakan aku mengingat ciuman itu atau tidak, bagaimana ini? Aku tidak mungkin mengakui kalau aku mengingatnya,” suara So Eun terdengar seperti anak kecil yang akan menangis.

Sementara di dalam kamar, Kim Bum tidak bisa diam. Ia terus berjalan bolak-balik, mengingat semua jawaban So Eun yang membuatnya kesal. “Arrrh! Wanita itu bisa membuatku mati berdiri, bagaimana mungkin dia melupakan ciuman pertama kami. Mengingat semua jawaban dan wajah polosnya membuatku ingin buang air kecil saja.”

Kim Bum merasa air seninya sudah hampir keluar. Tapi ia tidak berani masuk ke kamar mandi, takut So Eun akan berteriak histeris.

“Apa yang kau lakukan di dalam sana, masih lama tidak?” akhirnya Kim Bum mengetuk pintu kamar mandi. Ia sudah tidak tahan ingin segera buang air kecil.

“Tunggu sebentar lagi! Aku sudah hampir selesai,” terdengar suara So Eun berteriak. Setidaknya jawaban yeoja itu membuat Kim Bum sedikit lega. walaupun ia harus tetap berusaha menahan panggilan alam yang semakin membuatnya merapatkan kaki. Berusaha memperkecil celah pangkal pahanya.

Terdengar suara decitan pintu yang dibuka, tanpa menunggu So Eun keluar terlebih dulu; Kim Bum telah menerobos masuk. Menabrak tubuh So Eun hingga hampir terjatuh. Untung saja yeoja itu berpegangan pada daun pintu.

“Apa yang kau lakukan?!” Teriak So Eun marah. Beruntung handuk yang ia kenakan model kimono. Jika saja ia mengenakan handuk biasa, kejadian barusan pasti akan membuatnya malu untuk kesekian kali.

“Mianhae, aku sudah tidak tahan,” ucap Kim Bum tergesa-gesa. Dia membuka resletingnya cepat tanpa menghiraukan bahaya yang sedang mengintai keselamatan kelelakiannya.

“AUUUUU!!” Kim Bum berteriak histeris saat zipper celana Denimnya menjepit benda kenyal yang bisa mengeras di saat-saat tertentu tersebut.

To Be Continued…..

29 thoughts on “Memories In Marina Bay [2]

  1. kasian kim bum d bikin kesal oleh so eun hahahaha.. belum ada benih2 cinta d hati so eun tapi kim bum kyknya udah mulai ada hati..

  2. Critanya lucu bgt bkin ktwa ngakak bacanya , so eun gmna sich msa bru sbntar udah lupa kan kasian kim bum jdi stress gitu 😀 haha

  3. wah seru2 .. omo ??? bumppa kau udah mencuri ciumannya soeun eoniie tuhh..
    kayanya bummppa dah mulai suka deh ama soeun eoniie…
    lucu pas adegan bumppa kejepit retsleti … hahhahahha

  4. wah seru2 .. omo ??? bumppa kau udah mencuri ciumannya soeun eoniie tuhh..
    kayanya bummppa d wah seru2 .. omo ??? bumppa kau udah mencuri ciumannya soeun eoniie tuhh..
    kayanya bummppa dah mulai suka deh ama soeun eoniie…
    lucu pas adegan bumppa kejepit retsleti … hahhahahha

  5. Bum gentle tapi yg nama nya lelaki normal klo dah disuguhi ‘hidangan’ lezat dimatanya yo wizzz langsung terkam kakakak.. Mrk kisseu jg tapi sayang harus terputus coz driver menyebalkan ahaha..

    Aigo Sso sso kau itu pabo, atau punya penyakit amnesia jangka pendek,, ms kisseu beberapa jam udah lupa (aahh mungkin sengaja)
    Dan yaaaa ampyuuuun kasiannya bum di akhor part huhu

  6. koplak bener nih eon crtanya…
    kyaaaa si sso konyol ah masa kejadian so sweet begitu bs lupa..
    aidh jinjja menyebalkan..
    sabar ne bum pny istri mcam sso yg pikun..
    plakkk
    omo na…
    haduhhh apaan tuh yg kejepit…
    kyaaa
    hehe
    lnjuttt..

  7. hmmm..bumppa harus ekstra sabar ngadepin istri unik macem sso eonnie 😀
    tp seru liat bumsso bersitegang gtu, kayak anak kecil aja ga ada yg mau ngalah
    buat sso eonnie ‘melunaklah sedikit pada suamimu ^_^’
    ckckckckk

  8. Lucu bnget sh mrka brdua,author pntr menjlskn expresi dari rasa malu so dan ksktn bum jd dpt bnget feel nya

  9. Astagaaa… Q ktwa sendiri bca’a coz lucu bngt…
    Sso pura2 lupa th pdhlmah kan inget jdinya kan kimbum kesal kkk~~
    duh… Kasian bngt sma kimbum yg gx hti2 jdinya’kn t’luka gtu wkwkwk~

  10. Ahaha…. serius lucu bgtt thor. Aduuh kshn bgmn nasibnya ???
    Apa sso bkln membantu bumppa ??
    Syg momen2 yg jrg terjadi di ganggu bpk driver itu huh… kesell bgmn nasib bumppa ?? Aset beeharganya pst terluka deh kkk^^

  11. haha lucu sekali sso eonnii tidak memngingat ciuman itu hihi kasihan bum oppaaa hehehe,,,huuu apa ya yg terjadi selanjutnyaaa huuu penasaran bgttt nieeee….lanjut next yaaa

Leave a comment